Presiden Joko Widodo diduga memiliki dua alasan untuk memilih Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. Hal ini diaampaikan Pengamat politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo.
Selain untuk konsolidasi di jajaran TNI, Jenderal Andika juga memiliki kemampuan dalam menghadapi berbagai tantangan baik dari dalam maupun luar negeri.
Lantas apakah jabatan Panglima bisa jadi batu loncatan Jenderal Andika untuk menuju RI 1 di Pilpres 2024?
“Saya menilai, itu merupakan pendapat spekulatif," kata Karyono yang dikutip pada Senin (8/11/2021).
Baca Juga: Andika Perkasa Jadi Panglima TNI, Pangeran Cikeas Ngomong Begini
Menurut dia, jika Jenderal Andika memiliki keinginan untuk turut dalam Pilpres 2024, maka itu merupakan haknya sebagai warga negara.
"Namun, tentu setelah dia pensiun dari jabatan panglima TNI pada Desember 2022 nanti," ujarnya.
Sementara terkait peluang, Karyono menyebut elektabilitas Jenderal Andika hingga saat ini masih rendah.
Survei SMRC pada September 2021 mengungkap elektabilitas menantu mantan Kepala BIN Hendropriyono ini baru 1 persen.
Baca Juga: Resmi Jadi Panglima TNI, Mas Andika Jangan Mau Jadi Alat Kekuasaan Partai Politik
Jenderal Andika ini masih kalah jauh dengan calon-calon dari kalangan militer lainnya. Prabowo Subianto berdasarkan survei tersebut memiliki elektabilitas 20,7 persen.
Kemudian ada Agus Harimurti Yudhoyono di angka 4,5 persen dan Gatot Nurmantyo 1,7 persen.
Karyono menilai, elektabilitas 1 persen yang dipunyai Jenderal Andika tidak cukup untuk menjadi modal mendapatkan simpati partai politik. Karena itu, Jenderal Andika perlu mendongkrak elektabilitasnya.
Karyono juga mengatakan bahwa jabatan Panglima TNI tidak jadi jaminan akan meningkatkan elektabilitas.
"Justru elektabilitas tokoh berlatar belakang militer yang tinggi elektabilitasnya bukan dari jabatan panglima,” katanya.
Baca Juga: Rumah Andika Perkasa 'Diserbu' Komisi I DPR Ada Apa?
Dia kemudian mencontohkan eks panglima seperti Gatot Nurmantyo, Moeldoko hingga Wiranto yang tidak moncer-mocer amat elektabilitasnya.
Sementara tokoh militer seperti Susilo Bambang Yudhoyono, atau Prabowo Subianto memiliki elektabilitas tinggi meski tidak pernah menjabat Panglima TNI.
“Dalam sejarah pemilihan langsung, baru SBY yang terpilih menjadi presiden," papar Karyono Wibowo.
Lihat Sumber Artikel di GenPI Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan GenPI.