Mujahid 212, Damai Hari Lubis menyebutkan bahwa upaya penjegalan Anies Baswedan sebagai Presiden memang sudah berlangsung. Menurutnya, salah satu yang dilakukan adalah dengan menuding Anies curi start kampanye.
Damai menganggap jika Anies Baswedan menjadi presiden, maka akan menindak elit-elit yang sempat terganjal kasus korupsi. Misalnya Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketum PAN Zulkifli Hasan.
"Banyak pihak yang ketakutan jika Anies nyapres, lalu akan menang, kemudian sistem hukum akan didayagunakan serta dilaksanakan oleh Anies. Maka mereka yang viral terpublikasi punya indikasi kejahatan tipikor atau diduga pelaku korup, diantaranya Airlangga, Muhaimin dan Zulhas, dan teman-temannya," katanya saat dihubungi Populis.id pada Selasa (20/12/2022).
"Maka mereka timbul rasa khawatir akan menjadi pesakitan dengan seragam oranye dan tangan diborgol," sambungnya.
Ia juga menilai bahwa indikasi ketakutan tersrbut sudah mereka tunjukkan melalui usulan Pemilu 2024 diundur atau Jokowi 3 periode. Tentu dengan harapan kuat mereka akan aman dari pihak aparatur yang berwenang.
Damai juga menegaskan bahwa apa yang dialami Anies Baswedan jelas ketidak adilan. Pasalnya, ada tokoh-tokoh lain yang juga melakukan hal serupa namun tidak diganggu oleh siapapun. Ia lantas menyinggung Puan Maharani yang memasang baliho.
"Puan sejak tahun lalu pun sudah pasang baliho dan bingkisan dengan gambar photo dirinya. Saat Gunung Semeru meletus? Baliho dan bingkisan dengan gambar Puan berterbaran. Prabowo Subianto bahkan diendorse Jokowi," ucapnya.
"Begitu juga Ganjar. Nyata sudah dikenakan sanksi teguran dari partainya PDIP. Memang karena apa ? Kok hanya Anies?," sambungnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau Bawaslu untuk tetap independen menyikapi Pemilu. Menurutnya, dalam menyikapi persoalan Pemilu, Bawaslu harus tetap netral dan tidak condong pada kelompok tertentu.
"Bawaslu jangan sampai menjadi alat oleh oknum-oknum yang subjektif serta dipenuhi rasa full kebencian," pungkasnya.
