“Kalau kita cek bersama hasil temuan survei nasional kita, elektabilitas tertinggi, teratas ini adalah Ganjar dengan perolehan suara 25,8 persen, Prabowo 23,9 persen, dan Anies Baswedan 17,8 persen,” ujar Fitri.
Prabowo dalam konteks di sini sebagai capres dengan elektabilitas pertama selisih 1,9 persen dibawah Ganjar Pranowo. Gerindra memiliki jumlah kursi 78 dengan persentase 13,5 persen. Untuk memenuhi persyaratan UU Pemilu diperlukan sebanyak 37 kursi atau 6,43 persen karena syarat minimalnya memperoleh 115 kursi dengan persentase 20 persen.
Baca Juga: Geger KPU Diduga Main Curang Loloskan Tiga Partai Baru, Bawaslu Akui Kecolongan Tak Mengawasi
“Inilah alasan kenapa kita mengidentifikasi Prabowo sebagai King Maker ketiga, pertama karena elektabilitas dan kedua karena adanya potensi memiliki tiket meskipun masih kurang tapi dianggap memiliki potensi memiliki tiket pencapresan,” kata Fitri.
Surya Paloh
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menjadi King Maker setelah mengusung Anies Baswedan. Anies merupakan cawapres dengan elektabilitas tinggi 17,8 persen dan hal ini menjadi alasan mengapa Surya Paloh dianggap sebagai King Maker keempat.
Selain itu Surya Paloh dengan partai Nasdem dianggap bisa menghidupkan dua kartu partai yang beroposisi hari ini, seperti partai Demokrat 45 kursi (9,39 persen) dan PKS 50 kursi (8,7 persen). Kalau kita jumlahkan kedua partai ini 104 kursi (18,09 persen) sedangkan Nasdem memiliki 59 kursi dengan persentase 10,26 persen.
“Kalau kita akumulasikan, maka jumlahnya 163 kursi dengan persentase 28,35 persen. Tentu saja jumlah ini sudah lebih dari cukup untuk mengantarkan atau memiliki satu tiket kandidat capres cawapres dari koalisi ini,” terangnya.
Lihat Sumber Artikel di Republika Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Republika.