Kerap Dituduh Bapak Politik Identitas, Ternyata Pemilih Anies Banyak dari Kalangan Non-Islam

Kerap Dituduh Bapak Politik Identitas, Ternyata Pemilih Anies Banyak dari Kalangan Non-Islam Kredit Foto: Instagram/Anies

Capres Partai NasDem Anies Baswedan kerap disebut-sebut memainkan politik identitas sejak Pemilihan Gubernur (Pilgub) tahun 2017 silam.

Ia dianggap memanfaatkan kelompok Islam untuk menyerang pesaing politiknya, yakni Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.

Menanggapi itu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago membeberkan temuan surveinya terkait elektabilitas Anies Baswedan.

Baca Juga: Jokowi Bicara Politik Identitas, Jusuf Kalla Nyeletuk: Jangan Sedikit-sedikit Anies Bapak Politik Identitas!

Temuan Voxpol menunjukkan bahwa pemilih Anies juga banyak berasal dari kalangan non-Islam.

Menurut Pangi, pemilih non-Islam sudah terbelah suaranya. Sebagian pemilih tidak hanya lari ke Ganjar Pranowo tetapi juga ke Anies.

“Walaupun Anies dituduh oleh segelitir pihak sebagai bapak politik identitas, faktanya sekarang pemilih Anies berbasis agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan,” katanya dalam diskusi Catatan Demokrasi yang dikutip dari tayangan Kanal YouTube tvOneNews pada Rabu, (21/12/2022).

Baca Juga: Survei SMRC: Elektabilitas Anies Naik tapi Suara NasDem Turun, PKS dan Demokrat Untung

Pangi menjelaskan bahwa alasan pemilih non-Islam memilih Anies karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu memperhatikan kepentingan semua agama.

"Tentu saja tuduhan politik identitas akan lebih marak dan dibenarkan konstituen jika Anies hanya didukung oleh pemilih intoleran. Maka, tuduhan politik identitas kepada Anies kini hanya berupa ilusi belaka," terangnya.

“Buktinya malah dalam perspektif agama lain Anies dianggap sebagai tokoh toleran,” tambah Pangi.

Baca Juga: Kalau Jokowi Gak Mau Dituduh Aneh-Aneh, Demokrat: Harus Netral, Jangan Sibuk Endorsement

Sebelumnya, dalam acara konsolidasi Bawaslu pada Sabtu (17/12), Presiden Jokowi mengingatkan semua pihak agar tidak memberikan ruang pada politik identitas, politisasi agama, dan politik SARA.

Jokowi mengingatkan bahayanya politik identitas karena bisa menjadi peluang bagi pihak lain untuk memecah belah keutuhan negara dan bangsa.

Terkait

Terpopuler

Terkini