Pengacara kondang Eggi Sudjana menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal larangan memainkan politik identitas pada Pemilu 2024.
Menurut Eggi, pernyataan Jokowi itu tidak benar secara logika alias keliru.
"Dengan segala hormat saya dengan presiden, pernyataan Anda itu tidak benar dari segi logika berpikir," ujar Eggi dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC), Kamis (22/12/2022).
Baca Juga: Survei Charta Politika: Mayoritas Publik Ingin Jokowi Reshuffle Kabinet
Dia menjelaskan, identitas merupakan pemberian Tuhan yang tidak bisa manusia pilih.
"Saya itu orang Sunda, saya gak minta jadi orang Sunda. Agama juga begitu, golongan dan RAS juga begitu. Mana mau si Ahok pilih China gitu, dia gak milih. Anies pilih Arab, dia gak milih, itu given, sunatullah," ungkap Eggi.
"Nah, bagaimana melarang identitas seperti itu? Tidak bisa!" tegasnya.
Presiden Jokowi kerap mengingatkan semua pihak agar tidak memainkan politik identitas pada Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga: Petinggi NasDem: Anies Bukan Bapak Politik Identitas, Justru Ahok yang Kutip Al-Quran
Dalam acara Konsolidasi Bawaslu, Sabtu (17/12) lalu, Jokowi mengingatkan semua pihak agar tidak membiarkan politisasi agama terjadi dalam Pemilu 2024.
"Kita tidak bisa bersantai-santai dengan politik identitas, politisasi agama, politik SARA, jangan berikan ruang apapun kepada ini," kata mantan Wali Kota Solo ini.
Jokowi menyatakan bahwa politik identitas hingga politisasi agama sangat berbahaya. Dia menyebut hal itu bisa merusak persatuan bangsa Indonesia.
Baca Juga: Bawa-Bawa Tuhan, Petinggi NasDem Sebut Politik Identitas Tak Selamanya Berbahaya!
"Sangat berbahaya sekali, bisa menjadi peluang pihak lain memecah belah keutuhan negara kita, keutuhan kita sebagai bangsa," tegasnya.
Terbaru, Jokowi mengajak semua pihak agar menyambut Pemilu 2024 dengan riang gembira.
Ia mengingatkan agar tidak ada ketegangan politik yang disebabkan politik identitas.
Baca Juga: PKS: Jokowi Gak akan Dituduh Intervensi, Kalau Tak Ikut Campuri Urusan Pilpres 2024
"Ini momen lima tahunan, mestinya dirayakan dengan semangat sportivitas menjadi sebuah pertandingan politik yang sportif, yang sehat, dan para pemainnya harus menunjukkan yang terbaik dengan adu gagasan, adu ide, dan rakyat tinggal memilih siapa yang ingin dipilih," kata Jokowi saat acara HUT ke-16 Hanura di JCC, Rabu (21/12).
"Tidak ada lagi nanti politisasi agama, tidak ada lagi politik SARA, tidak ada lagi politik identitas. Enggak ada. Karena kita semua ingin Pemilu 2024 itu berkualitas," tegasnya.