Kalau Mau Kalahkan Ganjar, Anies Baswedan Dinilai Paling Pas Gandeng Khofifah

Kalau Mau Kalahkan Ganjar, Anies Baswedan Dinilai Paling Pas Gandeng Khofifah Kredit Foto: Twitter/Anies

Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda membeberkan dua strategi Anies Baswedan dalam memilih cawapres.

Pertama, Anies bisa memilih cawapres yang memiliki basis kuat, di luar basis yang ia punya. Diketahui, basis mantan Gubernur DKI Jakarta itu kuat di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Sementara, dia lemah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Artinya Anies kalau ingin mendapatkan ceruk atau menambal di tempat dia lemah, berarti dia harus mencari wilayah di Jawa Tengah atau Jawa Timur," kata Hanta dalam diskusi daring CrossCheck, Minggu (25/12/2022).

Akan tetapi, Hanta tidak menyarankan Anies mengambil cawapres dari basis Jawa Tengah. Apalagi, untuk tujuan memecah suara Ganjar Pranowo, apabila Gubernur Jawa Tengah itu benar-benar maju sebagai capres.

Baca Juga: Anies Gak Bakal Tidur Nyenyak! Ade Armando: PSI Terus Kejar Laporan Keuangan Formula E

"Kalau cari wakil Jawa Tengah untuk mematahkan atau memecah pendukung Ganjar sudah sangat sulit karena basis Ganjar," kata Hanta.

Menurut Hanta, Anies perlu mencari figur yang memiliki basis kuat di Jawa Timur. Nama yang menguat belakangan ialah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

"Di titik ini lah saya ingin masuk ke Bu Khofifah. Bu Khofifah menjadi seksi dan penting bagi Anies sekaligus titik lemah Anies ini," ujar Hanta.

Hanta mengatakan, selain lemah basis di wilayah Jateng dan Jatim, Anies memiliki dua kelemahan lainnya, yakni Anies tidak kuat di basis Nahdlatul Ulama atau NU. Anies juga tidak kuat di basis Jawa secara etnis, di posisi ini Anies masih kalah dengan Ganjar.

Baca Juga: Nyindir Anies! Menag Yaqut Minta Umat Kristen Gak Main Politik, Gus Umar: Jangan Lebay

Karena itu, menjadikan Khofifah cawapres, dia bisa menutup kelemahan tersebut, mengingat Khofifah merupakan aktivis dan tokoh NU serta Gubernur Jatim.

"Karena itu, seorang Anies membutuhkan Jawa, NU yang kita tahu Jawa tripple majority di dalam politik elektoral Indoensia ya, Jawa, NU, dan muslim," kata Hanta.

Sebaliknya, Anies juga bisa menggunakan strategi dengan menguatkan basisnya di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Apabila strategi ini yang digunakan, Anies punya dua pilihan cawapres, yakni Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau Kang Emil dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

"Kalau ingin memaksimalkan basisnya, pilihannya Ridwan Kamil atau AHY. Tentunya itu opsi," ujar Hanta.

Baca Juga: Sentil Umar Hasibuan yang Sindir Jenderal Dudung Soal Dana Hibah Anies, Jubir PKB Bilang Begini

Sementara itu, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyarankan NasDem, PKS, dan Partai Demokrat untuk memberi perhatian khusus terhadap daerah Jawa Timur. Daerah tersebut harus menjadi pertimbangan saat hendak menentukan siapa calon wakil presiden untuk Anies Baswedan.

Jatim merupakan satu dari enam provinsi yang menjadi zonasi pertempuran primer. Pangi mengatakan pertarungan Pilpres 2024 sangat tergantung dengan Jatim.

"Kunci penentu kemenangan, wilayah pertempuran perebutan suara penentu ada di Jawa Timur," kata Pangi, Kamis (22/12/2022).

Karena itu, Anies seharusnya memilih figur cawapres yang memiliki kekuatan atau basis di daerah tersebut. Satu yang menonjol saat ini ialah, Khofifah Indar Prawansa selaku Gubernur Jatim.

Baca Juga: Politikus Demokrat Blak-blakan Sebut Proyek Kereta Cepat Cuma Jadi Beban Negara

Pemilihan Khofifah menjadi cawapre, dinilai Pangi dapat memberikan suara untuk Anies. Mengingat figur Khofifah yang cukup kuqt dan mengakar di Jatim, apalagi latar belakang Khofifah yang merupakan kalangan Nahdlatul Ulama atau NU.

"Sebetulnya Khofifah kuat secara basis, bisa menambah suara Anies, terutama di kantong Jawa Timur, NU bisa solid," kata Pangi.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Resarch and Consulting ini membandingkan apabila Anies memilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY ketimbang Khofifah sebagai cawapres. Menurut dia, konfigurasi Anies-AHY meski kuat secara nasional tetapi masih punya kelemahan.

Dengan prediksi Gubernur Ganjar Pranowo ikut meramaikan pencalonan pada 2024, sudah wajib bagi Anies meminang Khofifah menjadi cawapres. Hal ini dilakukan untuk memececah suara Ganjar yang mendominasi Jateng dan Jatim.

"Secara nasional memang Anies-AHY kuat, tetapi kalau kita lihat jeroan selera Jawa Timur masih Ganjar. Untuk memecah suara di Jawa Timur maka Khofihah yang bisa," kata Pangi.

"Pilih Ganjar sebagai capres atau Khofifah sebagai cawapres, mereka (masyarakat) punya kebanggan tersendiri, gubernurnya cawapres, dan kecenderungan mereka pemilih Jawa Timur pilih Anies-Khofifah ketimbang Ganjar," sambung Pangi.

Lihat Sumber Artikel di Warta Ekonomi Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Warta Ekonomi.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover