Omongan Luhut Soal OTT Dinilai Sangat Berbahaya dan Tak Etis, Ini Penjelasannya!

Omongan Luhut Soal OTT Dinilai Sangat Berbahaya dan Tak Etis, Ini Penjelasannya! Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan

Pengamat Politik Ubedilah Badrun menyebut bahwa pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan merupakan narasi ganda yang berbahaya.

Ia mengatakan demikian untuk mengomentari omongan Luhut terhadap cara kerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam melakukan operasi tangkap tangan (OTT).

Baca Juga: Soal Reshuffle, Presiden Jokowi Tak Banyak Berkomentar Hanya Ngomong Begini Sambil Tertawa

Seperti diketahui, Luhut mengkritik KPK yang sering menangkap terduga korupsi dari kalangan para pejabat negara lewat OTT. Menurutnya, hal tersebut tidak baik bagi negara.

“Mohon narasi tersebut bermakna ganda dan berbahaya bagi pembangunan kesadaran etik berbangsa dan bernegara,” ujar Ubedilah dilansir dari genpi pada Senin (26/12/2022).

Baca Juga: Disebut Kurang Potensial Jadi Cawapres, Tenang... Cak Imin Punya Bekingan ini, Bakal Jadi Seksi Bagi Semua Kandidat yang Gaet Nih...

Menurutnya, OTT merupakan salah satu upaya menghadirkan pemerintahan yang baik dan diinginkan masyarakat.

“Sebab narasi tersebut terkesan memiliki dua makna. Di satu sisi menghendaki kebaikan tentang pentingnya digitalisasi birokrasi,” tuturnya.

Meski demikian, menurut Ubedilah, Luhut terkesan menolak OTT yang dilakukan lembaga antirasuah.

“OTT merupakan otoritas KPK sebagai penegakan hukum. Hal tersebut adalah bagian penting dari pemberantasan korupsi yang memiliki efek jera,” kata dia.

Baca Juga: Bukan Maen Erick Thohir, Jor-joran Kampanye Politik, FH: BUMN-nya Mampus, Menterinya Makin Populer!

Ubedilah menegasakan bahwa narasi Luhut sangat berbahaya lantaran terkesan membolehkan praktik korupsi.

“Sebab, dia mengatakan kalau mau bersih di surga saja. Narasi tersebut tidak etis disampaikan pejabat negara, apalagi disampaikan dihadapan publik,” ujar Ubedilah.

Lihat Sumber Artikel di GenPI Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan GenPI.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover