Adanya isu bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang punya keturunan darah Arab-Yaman memang tengah diperbincangkan.
Diketahui, Anies yang bertekad maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 itu memang sering dikaitkan dengan isu tersebut.
Baca Juga: Disebut Kurang Potensial Jadi Cawapres, Tenang... Cak Imin Punya Bekingan ini, Bakal Jadi Seksi Bagi Semua Kandidat yang Gaet Nih...
Namun, Aktivis dan Advokat Senior bernama Eggi Sudjana membelanya. Ia mengatakan, tudingan soal Anies yang bukan orang berdarah asli Indonesia itu tak benar alias hoaks.
“Tanggal 9 Agustus 45 itu BPUPKI yang sudah merumuskan, Soekarno yang ngomong. Bagaimana masa orang PDIP nggak ngerti omongan Soekarno. Anies sudah bangsa Indonesia," jelasnya yang dikutip pada Selasa (27/12/2022).
Baca Juga: Bisa Jadi Cawapres Ideal Wakili Pemimpin Luar Pulau Jawa, Erick Thohir Punya Banyak keunggulan?
Ia mengungkapkan, bangsa Arab di Indonesia sudah melebur. Hal itu ia kaitkan dengan kakek dari Anies. Fakta itu ia sampaikan di hadapan Politisi PDI-Perjuangan Aria Bima. Saat itu ia berada di dalam diskusi yang sama.
“Soal Anies, sejak tanggal 9 Agustus 1945, BPUPKI telah merumuskan lewat Partai Arab dulu kakeknya beliau (Anies) AR Baswedan sudah melebur bangsa Arab jadi bangsa Indonesia," katanya.
Baca Juga: Omongan Luhut Soal OTT Dinilai Sangat Berbahaya dan Tak Etis, Ini Penjelasannya!
Namun baginya, hal sama tak berlaku bagi bangsa Tionghoa. Di mana katanya, masyarakat dengan turunan darah itu memiliki nama yang dobel.
"Beda dengan bangsa Tionghoa, dia enggak bisa jadi bangsa Indonesia. Makanya orang Tionghoa double namanya. Ahok ada Basuki, Sudono Salim ada Limsiliom," tuturnya.
"Ini soal Anies. Anies itu sudah bangsa Indonesia, jangan disinggung orang Arab lagi," sambungnya.
“Intinya bhawa pilitik identitas yang berdamapak pada diskirminasi dan polarisasi itu tepat apa yang diomongkan Presiden Jokowi,” timpal Aria Bima saat beradu argumen dengan Eggi.
Baca Juga: Lakukan Pertemuan tertutup, Prabowo Minta Restu Ulama dan Kiai Jatim untuk 2024?
Untuk diketahui sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menyinggung terkait politik identitas. Menurutnya, politik itu sangat berbahaya. Sebab, isu SARA di media sosial (Medsos) jelang pemilu atau masa kampanye kerap kali menjadi pemantik perpecahan.
"Hati-hati kita ini beragam, agama, suku, ras, beragam. Jadi hati-hati, kalau ada percikan kecil mengenai ini, segera diperingatkan, enggak usah ragu-ragu, segera peringatkan, panggil, pasti grogi," kata Jokowi beberapa waktu lalu.
Lihat Sumber Artikel di Suara.com Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Suara.com.