Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengaku Surya Paloh Cs memang mengharapkan Presiden Joko Widodo mendepak semua menteri NasDem dari kabinet.
Dengan begitu, NasDem bakal memanfaatkan momentum tersebut untuk mencari dukungan dan simpati masyarakat dengan memposisikan diri sebagai pihak yang paling dizalimi pemerintahan Jokowi.
"NasDem kayaknya menunggu ini (reshuffle Jokowi). Sebab, dia akan mendapat dukungan politik dan dapat simpati. Bisa dimainkan NasDem pihak yang dizalimi," kata Adi kepada wartawan Rabu (28/12/2022).
Adi melanjutkan sedari awal NasDem memang sudah ingin pisah dengan Jokowi pada Pemilu 2024 mendatang, hanya saja parpol ini ogah pamit baik-baik, mereka menunggu diusir atau ditendang keluar kabinet kerja Jokowi.
Tanda-tanda NasDem ingin pisah dengan Jokowi kata Adi adalah dengan mecapreskan Anies Baswedan sebagai figur yang akan maju pada Pemilu 2024 mendatang. Dimana Anies Baswedan selama ini dikenal sebagai sosok yang selalu berseberangan dengan Jokowi usai dipecat dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 2016 silam.
"Langkah NasDem mencapreskan Anies kan dianggap langkah ingin pisah jalan dengan Jokowi di 2024," tutur Adi.
Sementara itu, politisi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago sempat meminta semua pihak, khususnya politisi PDIP Djarot Saiful Hidayat agar tidak asal berkomentar. Ini setelah anak buah Megawati Soekarnoputri itu meminta Presiden Jokowi untuk melakukan evaluasi terhadap menteri NasDem.
Mengenai itu, Irma menyemprot Djarot untuk tidak sembarangan berbicara karena reshuffle adalah hak prerogratif Presiden Jokowi. Terlebih ia menilai menteri dari Partai NasDem di Kabinet Indonesia Maju memiliki prestasi.
"Reshuffle hak prerogatif presiden. Sebaiknya Djarot jangan asal bunyi. Dua menteri NasDem yang dia sebut adalah menteri yang punya prestasi," tegas Irma.