Mohon Maaf Pak Jokowi! Anda Bakal Keok Kalau Nekat Nyapres Lagi

Mohon Maaf Pak Jokowi! Anda Bakal Keok Kalau Nekat Nyapres Lagi Kredit Foto: Tangkapan Layar/Youtube Perindo

Apalagi sikap demikian merupakan pelanggaran konstitusi jika benar dilakukan mengingat adanya pembatasan masa jabatan presiden hanya dua periode.

Baca Juga: Johnny G Plate Bantah Mundur dari Menkominfo: Saya Masih Menjalankan Tugas yang Dipercayakan Presiden!

"Karena mungkin masyarakat sudah terbentuk pikirannya bahwa Pak Jokowi itu nggak akan maju. Di mana aturannya kan dua kali," kata Saiful.

Bukan cuma itu, Saiful menilai fokus masyarakat saat ini bukan ke Jokowi, melainkan ke kandidat-kandidat lainnya.

"Jadi sudah cukup dan pikirannya sudah berpikir kepada tokoh lain. Muncul lah Ganjar, muncul lah Anies, misalnya muncul lah Prabowo," kata Saiful.

Saiful merujuk hasil-hasil survei sebelumnya di mana mayoritas publik enggan Jokowi kembali menjadi presiden untuk ketiga kalinya. Bahkan menurut analisi Saiful, publik yang ingin belum tentu memilih Jokowi pada 2024.

"Minoritas sekitar 30 persen yang menginginkan Pak Jokowi maju lagi. Nah apakah yang 30 persen ini akan memilih Pak Jokowi? Itu belum tentu juga, nah ini hasilnya," kata Saiful.

Baca Juga: Kejam! Ferdy Sambo Gunakan Tangan Kiri Yosua yang Sudah Tewas Tergeletak untuk Tembak Dinding Rumah

SMRC turut membuat survei lain perihal elektabilitas Jokowi. Kali ini survei dibuat terbuka, di mana SMRC menyodorkan 45 nama kandidat, termasuk di dalamnya nama Jokowi serta mantan presiden lain, mulai dari Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

Hasilnya ternyata sama saja. Elektabilitas Jokowi menurun. Pada Mei 2021, elektabilitas Jokowi sebesar 28.0 persen, sedangkan pada Desember 2022 elektabilitasnya 14.7 persen. Bahkan elektabilitas Jokowi menurun pada November 2022 dan terendah, yakni 9.4 persen.

Saiful lantas menyoroti pihak-pihak yang selama ini mendukung dan mendorong Jokowi untuk maju kembali di periode ketiga. Padahal dikatakan Saiful, data menunjukkan bahwa publik tidak menginginkan hal itu.

Saiful sendiri menyadari mengapa pihak di lingkar Jokowi mendorong hal itu. Sebabnya diduga Saiful lantaran para pendukung tiga periode meyakini Jokowi bakal dipilih, padahal tidak.

Lihat Sumber Artikel di Suara.com Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Suara.com.

Tampilkan Semua
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover