Memang Pantas Dipecat Jokowi! Djarot Saiful Hidayat Beberkan Kinerja Buruk Menteri NasDem

Memang Pantas Dipecat Jokowi! Djarot Saiful Hidayat Beberkan Kinerja Buruk Menteri NasDem Kredit Foto: isitimewa

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasan mengapa Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo harus dievaluasi kinerjanya.

Djarot menyebut bahwa pernyataannya beberapa waktu lalu terkait reshuffle Kabinet Indonesia Maju murni berdasarkan pengamatannya sebagai anggota Komisi IV DPR RI.

Selama ini, ia sebagai anggota Komisi IV DPR yang bermitra dengan Kementerian Pertanian mengamati betul kinerja Yasin Limpo.

Baca Juga: Diduga Korupsi Selama Jadi Gubernur DKI, Benarkah Rumah Anies Disita KPK?

Djarot mengatakan bahwa kinerja Kementerian Pertanian di tangan Yasin Limpo tidak mampu menjalankan misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait ketahanan pangan nasional.

"Menurut saya, Kementerian Pertanian ini perlu dievaluasi. Karena ada beberapa program yang menjadi misi Pak Jokowi tidak bisa dijalankan dengan baik," ujar Djarot dikutip dari YouTube TVOne, Kamis (5/1/2023).

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, Presiden Jokowi sudah berkali-kali mengingatkan ihwal krisis pangan dunia. Sehingga Indonesia harus mampu swasembada pangan.

Baca Juga: Johnny G Plate Bantah Mundur dari Menkominfo: Saya Masih Menjalankan Tugas yang Dipercayakan Presiden!

Perintah Jokowi terhadap Kementerian Pertanian sangat jelas. Jokowi meminta lembaga yang dipimpin Yasin Limpo itu untuk menggenjot produksi pangan.

Namun, menurut Djarot, perintah Jokowi itu tidak dieksekusi dengan baik oleh Yasin Limpo. Sehingga Global Food Security Index Indonesia menurun.

"Kita kementerian tanggap untuk segera menggenjot produksi, tapi apa yang terjadi? Kita ini Global (Food) Security Index turun, melemah, datanya begitu," bebernya.

Baca Juga: Demi Dukung Anies, Benarkah PDIP Resmi Keluar dari Kabinet Jokowi?

Tak hanya itu, Kementerian Pertanian juga dianggap gagal mengendalikan stok beras dalam negeri. Dalam kurun waktu 2020 hingga 2022 Indonesia mengimpor beras.

"Kementerian Pertanian bilang, kita udah swasembada beras, nyatanya data BPS menunjukkan bahwa tahun 2020-2021 kita impor beras, tahun 2022 kita impor 500 ribu ton beras. Itu masalahnya," terang Djarot.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover