Fraksi PKS DPR RI menerima audiensi dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan keluarga korban penembakan di Kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek beberapa tahun lalu. Audiensi ini dilakukan di ruang rapat Fraksi PKS DPR RI, pada Senin (16/01/2023).
Kedatangan kuasa hukum dan keluarga para anak buah Habib Rizieq Shigab itu ini bermaksud untuk meminta bantuan Fraksi PKS DPR RI guna menuntut keadilan atas peristiwa pembunuhan terhadap anggota keluarga mereka di KM 50 Jalan Tol Cikampek.
Menurut Pantauan Populis.id, Fraksi PKS yang menerima adalah Ketua Fraksi Jazuli Juwaini, Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al-Habsy dan Adang Darajatun serta Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa.
Jazuli Juwaini menegaskan bahwa pihaknya mengaku ikut prihatin setelah mendengar pernyataan dari para keluarga korban. Perwakilan PKS DPR sempat disodori foto jenazah oleh para keluarga.
"Ketika melihat foto itu sampai meneteskan air mata, tidak sengaja dan susah dibendung. Saya merasakan pedih yang dirasakan keluarga korban. Kita yakini korban sedang tersenyum di taman surga Allah," kata Anggota Komisi I DPR RI ini.
Ia menegaskan bahwa semua perbuatan kepada orang lain di dunia ini pasti akan dibalas. Entah di dunia langsung atau nanti di akhirat.
"Kezaliman memang sakit kita rasakan, kalau kita lihat hadist nabi, Allah yang akan ambil alih (pembalasan.red)," tegasnya.
Jazuli menekankan bahwa mereka mau menerima aspirasi keluarga korban KM 50 karena tiga hal. Pertama, karena mereka sebagai wakil rakyat, kedua soal tanggung jawab moral.
"Yang ketiga, minimal kami di fraksi PKS tidak dianggap untuk bersama-sama tidak menegakkan keadilan," tegasnya.
Ia menegaskan bahwa Fraksi PKS memang tidak menjamin setelah audiensi ini, keadilan akan ditegakkan. Namun, dirinya bakal melakukan usaha-usaha yang memang dimungkinkan secara aturan.
"Fraksi PKS harus bersurat ke Komnas HAM agar ini, minimal ditinjau ulang. Kalau kita lihat, leading sector ini Komnas HAM, ketika Komnas melakukan penyelidikan dengan benar mudah-mudahan bisa berdampak," pungkasnya.