Apa Itu Komunisme?

Apa Itu Komunisme? Kredit Foto: VOI.id

Penggantinya, Joseph Stalin, mengejar pembersihan etnis dan ideologis yang brutal serta kolektivisasi pertanian paksa.

Negara Soviet menjadi institusi satu partai yang kuat yang melarang perbedaan pendapat dan menduduki "ketinggian komando" ekonomi.

Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, menyusul dorongan untuk mereformasi sistem ekonomi dan politik dan memberikan ruang yang lebih besar untuk perusahaan swasta dan kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Rektor Ini Ngaku Reuni 212 Dongkrak Ekonomi, Cs-nya Denny Nyaut! Paling WC Umum Lebih Banyak Customer

Dorongan reformasi inidikenal sebagai perestroika dan glasnost, yang masing-masing, tidak menghentikan kemerosotan ekonomi yang diderita Uni Soviet pada 1980-an dan kemungkinan mempercepat akhir negara Komunis dengan melonggarkan cengkeramannya pada sumber-sumber perbedaan pendapat.

Komunis Tiongkok

Pada tahun 1949, setelah lebih dari 20 tahun perang dengan Partai Nasionalis Tiongkok dan Kekaisaran Jepang, Partai Komunis Mao Zedong menguasai Tiongkok untuk membentuk negara Marxis-Leninis utama kedua di dunia.

Mao bersekutu negara dengan Uni Soviet, tetapi kebijakan Soviet de-Stalinisasi dan "koeksistensi damai" dengan kapitalis Barat menyebabkan perpecahan diplomatik dengan Cina pada tahun 1956.

Kekuasaan Mao di Cina mirip dengan Stalin dalam kekerasan, perampasan, dan desakan pada kemurnian ideologis.

Kegagalan Komunisme

pertama adalah tidak adanya insentif di antara warga negara untuk berproduksi demi keuntungan. Insentif keuntungan mengarah pada persaingan dan inovasi dalam masyarakat. Tapi warga negara yang ideal dalam masyarakat komunis tanpa pamrih mengabdikan diri untuk tujuan sosial dan jarang berhenti memikirkan kesejahteraannya.

Alasan kedua kegagalan komunisme adalah inefisiensi yang melekat pada sistem, seperti perencanaan terpusat. Bentuk perencanaan ini membutuhkan agregasi dan sintesis sejumlah besar data pada tingkat granular.

Karena semua proyek direncanakan secara terpusat, bentuk perencanaan ini juga rumit. Dalam beberapa kasus, data pertumbuhan dipalsukan atau rawan kesalahan untuk membuat fakta sesuai dengan statistik yang direncanakan dan menciptakan ilusi kemajuan.

Baca Juga: Puan Maharani Sebut Nakes Pahlawan Era Kemajuan

Pemusatan kekuasaan ke tangan segelintir orang terpilih juga menimbulkan inefisiensi dan, cukup paradoks, memberi mereka insentif untuk mempermainkan sistem demi keuntungan mereka dan mempertahankan kekuasaan mereka. Korupsi menjadi ciri endemik sistem ini dan pengawasan, seperti yang menjadi ciri masyarakat Jerman Timur dan Soviet.

Tampilkan Semua
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover