Mas AHY Dituding Ingin Rusak Citra Jokowi Dengan Ribut Sendiri Bawa-bawa Moeldoko, Netizen: Waras Gus?

Mas AHY Dituding Ingin Rusak Citra Jokowi Dengan Ribut Sendiri Bawa-bawa Moeldoko, Netizen: Waras Gus? Kredit Foto: Sigid Kurniawan

Pegiat media sosial, Chusnul Chotimah menyindir sikap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menuduh Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai pengganggu Partai Demokrat.

Chusnul beranggapan, Moeldoko tidak memiliki peran signifikan dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang. Sebab, KLB itu diselenggarakan para mantan kader Demokrat. Dia mengungkapkan bahwa para mantan kader Demokrat juga meminta Gatot Nurmantyo dan Rizal Ramli untuk menjadi ketua umum.

“Yang sering serang kamu hingga SBY itu eks kader PD,” kata Chusnul Chotimah melalui akun Twitter pribadinya dikutip Jumat (12/11/2021).

Chusnul menilai bahwa pihak yang menggugat AHY dan AD/ART Partai Demokrat itu juga para mantan kader Demokrat.

“Kalian ribut sendiri, kenapa Moeldoko yang dituduh mengganggu, waras gus?” kata Chusnul Chotimah.

Hal senada dikatakan juru bicara Partai Demokrat hasil KLB Deli Serdang, M Rahmad. Ia mengungkapkan bahwa AHY telah mendeskreditkan pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan menyeret nama Kepala Staf Presiden kedalam konflik internal Partai Demokrat.

"Partai Demokrat KLB Deli Serdang berkewajiban menyampaikan sikap resmi terkait pernyataan AHY dari Amerika Serikat yang menyebut nama Kepala Staf Presiden atau KSP didalam konflik internal Partai Demokrat. Pernyataan AHY tersebut adalah keliru dan tidak dapat dibenarkan," kata Rahmad kepada wartawan.

Menurut Rahmad, KSP adalah nama jabatan dalam lembaga kepresidenan di bawah kendali Presiden, dan KSP itu diangkat oleh Presiden. Ia menilai, dengan menyebut nama jabatan Kepala Staf Presiden, maka AHY telah menyeret lembaga kepresidenan dalam konflik Partai Demokrat.

"Dalam konflik Partai Demokrat yang di dalam berbagai kesempatan disebut pihak AHY sebagai pelaku kudeta dan pembegal partai demokrat," ungkapnya.

Rahmad mengklaim, Moeldoko ditunjuk menjadi KSP karena kecemerlangannya. Hal itu disebut tidak ada hubungannya dengan Moeldoko menjadi ketua umum Demokrat KLB Deli Serdang.

Kemudian ia menyebut, pemerintah lewat Menkopolhukam Mahfud MD dan Menkumham Yasonna Laoly telah menyampaikan secara terbuka bahwa pemerintah tak terlibat konflik Demokrat. Menurutnya, penegasan itu telah diabaikan AHY.

"AHY sepertinya ingin merusak citra dan mendiskreditkan Pemerintahan Presiden Jokowi. AHY sepertinya memiliki target untuk merusak nama baik lembaga kepresidenan dengan menyeret nama Kepala Staf Presiden kedalam konflik internal Partai Demokrat," tuturnya.

Rahmad menuding AHY sengaja ingin menyeret lembaga kepresidenan seolah-olah terlibat dalam soal kudeta dan begal politik ditubuh Partai Demokrat. Ia mengatakan, seharusnya AHY menghormati pemerintah.

"Jika KLB itu disebut AHY sebagai Kudeta dan Pembegal Politik, maka tentu pelaku kudeta dan pembegal politik itu adalah SBY sendiri. Untuk diketahui, SBY mengambil alih dan menduduki kursi Ketua Umum Partai Demokrat adalah dari hasil KLB di Bali tahun 2013," ujarnya.

"Pembegalan itu berlanjut dengan memanipulasi AD/ART Partai Demokrat Tahun 2020 yang memasukan nama SBY menjadi pendiri partai demokrat, berdua dengan almarhum Bapak Ventje Rumangkang," pungkasnya.

Baca Juga: Hari Ayah Nasional, Pesan Haru AHY untuk SBY: Aku Hanya Ingin Pepo...

Lihat Sumber Artikel di Akurat Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Akurat.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover