Politikus PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul mengkritik permintaan maaf terbuka yang disampaikan Cendekiawan Muslim Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun usai menghina Presiden Joko Widodo dengan Firaun.
Ruhut mengatakan, bahwa permintaan maaf Cak Nun tidak bisa diterima oleh masyarakat karena tidak jelas ditujukan kepada siapa. Sebab, Cak Nun tidak menyebut nama kepada siapa dia meminta maaf.
"Enggak, dia gak sebut nama, gak cukup. Dia minta maaf ke siapa itu," kata Ruhut kepada Populis.id, Sabtu (21/1/2023).
Ruhut mengatakan, semestinya Cak Nun bisa bersikap layaknya pria sejati yang berani mengutarakan permintaan maafnya secara jelas dengan menyebut nama yang dituju. Apalagi ketika dirinya sadar punya rasa bersalah pada orang tersebut.
"Ya bilang dong, gentleman lah, saya minta maaf kepada Pak Jokowi dan Pak Luhut Binsar Pandjaitan, mungkin dia malu bilang Antoni Salim ya gak usah bilang, tapi yang lain-lain kan bisa itu," ujarnya.
Sebelumnya, Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun menyebut Presiden Jokowi sebagai Firaun. Pernyataannya itu lantas membuat jagat media sosial menjadi gaduh karena mendatangkan banyak komentar negatif kepada dirinya. Tak berselang lama, Cak Nun kemudian minta maaf karena mengaku saat itu dirinya sedang kesambet.
"Kan saya yang mengajarkan, jangan ngomong siapa, tapi apa. Itu saya sendiri melanggar, jadi saya minta maaf sama keluarga dan sama semua yang terciprat, menjadi tidak enak atau menjadi menderita oleh ucapan saya itu," kata Cak Nun.
"Kesambet itu, tolong Anda pahami sebagai bagian dari hidup manusia," lanjutnya.