Momen Langka! Ade Armando Bela Anies Baswedan Gegara Dianggap Pengkhianat Negara

Momen Langka! Ade Armando Bela Anies Baswedan Gegara Dianggap Pengkhianat Negara Kredit Foto: Moehamad Dheny Permana

Momen langka terjadi ketika Ade Armando yang kerap mengkritik Anies Baswedan, kini membela calon presiden Partai NasDem tersebut dari tuduhan pengkhianat negara.

Dosen Universitas Indonesia itu membela Anies yang dianggap menjelekkan Indonesia karena mengkritik proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) pada forum internasional.

Ade Armando mengaku tak sepakat Anies disebut pengkhianat hanya karena mengkritik negaranya sendiri.

"Apa yang dilakukan Anies rasanya belum masuk kategori menghianati Indonesia, dia sekedar ingin jadi presiden dan untuk itu dia harus terus bermain kata-kata," ujar Ade Armando dikutip dalam kanal Youtube COKRO TV, pada Selasa (24/1/2023).

Baca Juga: Anies Ungkap Hasil Korupsi Bansos Dipakai Jokowi Buat Kampanye, Benarkah?

"Ayo gunakan akal sehat karena hanya kalau kita gunakan akal sehat negara ini akan selamat," pungkasnya.

Sebelumnya, Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyinggung proyek pemindahan IKN ke Kalimantan Timur yang minim peran serta atau keterlibatan dan partisipasi publik.

Menurut dia, proses itu sebagai ironi demokrasi karena memperlihatkan tanda bahwa demokrasi tidak dipraktikkan secara utuh.

Hal ini disampaikan Anies dalam presentasinya di acara diskusi panel lembaga ISEAS Yusof Ishak – Regional Outlook Forum 2023 di Singapura, Selasa (10/1) lalu.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Dukung Klarifikasi Cak Nun soal Jokowi Firaun, Apa Benar?

Dalam acara itu, hadir pula Yenny Wahid mewakili The Wahid Institute yang berbicara soal peranan gerakan civil society dalam demokasi di Indonesia.

Pernyataan ini menyambung presentasi dari Yenny Wahid yang memaparkan soal indikasi menurunnya kualitas demokrasi di Indonesia, yang sinyalnya muncul dari melemahnya peran serta atau partisipasi publik dalam setiap proses pembuatan keputusan atau kebijakan publik oleh pemegang kekuasaan.

"Contohnya, pembentukan ibu kota baru di Kalimantan. Sangat minim proses politik dan juga sangat minim keterlibatan atau partisipasi publiknya," kata Anies di Singapura sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima, Kamis (12/1/2023).

Kendati begitu, kata dia, Indonesia beruntung memiliki gerakan civil society yang giat dan bersemangat. Selain itu, Anies menyebut aktivitas pers dan warganet di ranah media sosial turut mengawasi setiap proses penyelenggaraan pemerintahan.

"Saya tekankan, beruntung kita ada gerakan civil society yang giat dan bersemangat. Begitu pula kebebasan berekspresi dari pers dan juga warganet yang sangat aktif di media sosial sebagai penjaga demokrasi kita," jelasnya.

Lihat Sumber Artikel di Warta Ekonomi Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Warta Ekonomi.

Terkait

Terpopuler

Terkini