Bertemu Rizieq Shihab, Eks Orang Dekatnya Jokowi Ternyata Bahas Politik Adu Domba Agama

Bertemu Rizieq Shihab, Eks Orang Dekatnya Jokowi Ternyata Bahas Politik Adu Domba Agama Kredit Foto: Fajar.co.id

Mantan Menteri Kemaritiman Rizal Ramli menggelar sebuah pertemuan dengan eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.  Keduanya membahas berbagai persoalan yang sedang terjadi di negara ini termasuk masalah politik yang menurut keduanya kian runyam belakangan ini.

Pertemuan kedua tokoh ini dibeberkan langsung oleh Rizal Ramli. Dia tidak menjelaskan secara terperinci soal tanggal dan waktu pertemuan tersebut.

Baca Juga: Sumpah Ahok Bakal Terus Minta Tumbal Setelah Lieus Sungkharisma Berpulang, Ada yang Teriak: Rijik dan Somat Siap-siap OTW Ketemu 72 Bidadari

"Kami sudah kenal lama sejak tahun 2000-an. HRS konsisten memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam konteks negara Pancasila dan dengan kadang keras tapi damai," kata Rizal dalam keterangannya.

Dalam pertemuan itu, Rizal Ramli mengatakan, dirinya bersama Rizieq Shihab sepakat bahwa 

negara sudah lama mengakui Bhineka Tunggal Ika yang artinya perbedaan agama, suku dan warna kulit sudah selesai demi tujuan keadilan, kemakmuran dan kedamaian rakyat dan bangsa kita.

"Perbedaan itu justru harus menjadi kekayaan dan ikatan kuat kebangsaan kita," tegasnya.

Sayangnya kata dia, keberagaman yang ada di negara ini justru dimanfaatkan sejumlah oknum untuk melanggengkan kekuasaannya lewat praktik politik kotor.

Baca Juga: Putri Candrawathi Ngotot Nggak Berselingkuh Dengan Yosua: Dia Memperkosa dan Menganiaya, Terus Ancam Mau Bunuh Saya, Keji Banget!

Baca Juga: Lieus Sungkharisma Meninggal Dunia, Sumpah Ahok Kembali Minta Tumbal: Pak Please Hentikan Semua Ini, Cabut Sumpah Anda!

"Namun kami menyayangkan masih ada elite kekuasaan yang terus menerus memojokkan agama, mengadu domba agama bahkan dengan menggunakan cara-cara berbayar untuk mempertahankan status quo yang tidak kompeten dan mengalihkan rakyat dari masalah-masalah riil yang dihadapi bangsa kita, terutama kesulitan ekonomi rakyat, hukum yang tidak adil, dan kecenderungan otoriter,"tandasnya.



Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover