Pengamat Politik, Ubedillah Badrun menanggapi rencana Kaesang Pangarep yang bakal masuk ke Politik. Menurutnya, memang dalam demokrasi siapapun boleh mengikuti kontestasi politik elektoral melalui pemilihan umum tak terkecuali anak pihak-pihak yang memegang tampuk kekuasaan. Namun, ia menganggap majunya anak pejabat ke politik sebagai langkah membentuk dinasti berbalut demokrasi.
"Bahkan termasuk mereka yang haus dan rakus kekuasaan sehingga anak dan keturunanya pun ingin terus mendapatkan kekuasaan. Dalam situasi seperti itu wajah dinasti politik atau Kerajaan bisa bersembunyi dibalik politik elektoral," katanya kepada Populis.id pada Minggu (29/01/2023).
Maknanya, kata dia, ada semacam model baru dinasti politik di era demokrasi liberal dan digital ini. Ia menyebut memang kesanya dipilih oleh rakyat melalui pemilu, tetapi motif sesungguhnya adalah membangun dinasti agar keturunanya terus berkuasa.
"Berkuasa untuk menguasai sumber daya untuk kelangsungan kekuasaan diri dan keluarganya," tegasnya.
Baca Juga: Sampai Segitunya! Ledek Prabowo Subianto, Said Didu Bawa-bawa Jan Ethes, Astaga
Ubedillah menjelaskan, secara substantif politik dinasti itu kekuasaan yang secara turun temurun dilakukan dalam kelompok keluarga yang masih terikat dengan hubungan darah. Tujuannya untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan.
"Prosesnya kini bisa saja melalui pemilihan umum, tidak lagi turun-temurun seperti kerajaan tetapi perilaku politiknya mirip kerajaan. Bahkan perilakunya bisa mirip kerajaan absolut," tegasnya.
"Jadi jika Gibran, Kaesang, dan lain-lainya keluarga Jokowi untuk maju mengikuti kontestasi secara politik liberal secara aturan boleh tetapi mereka bisa masuk kategori model baru politik dinasti," pungkasnya.