Pengamat Politik dari Citra Instiute, Efriza menilai PDI Perjuangan dan Partai Bulan Bintang (PBB) punya pandangan yang sama dalam sisi sejarah. Namun, wacana untuk menduetkan Puan Maharani dengan Yusril Ihza Mahendra bukan pilihan yang tepat.
Efriza menilai, kesamaan pandangan antara PDIP dan PBB ini memang kerap kali sangat kentara di publik. Belakangan, kedua partai tersebut juga punya pandangan yang sama untuk mendukung wacana Pemilu dengan sistem proporsional tertutup.
"Keduanya memang dari sisi sejarah dan kesamaan pandangan PDIP dan PBB sedang cocok, seperti mengenai ingin kembali menggunakan sistem proporsional tertutup, maupun hubungan sejarah masa lalu partai, Masyumi dan PNI, dan hubungan kerja antara Megawati dan Yusril, Jokowi dan Yusril," kata Efriza kepada wartawan, Senin (30/1/2023).
Meski punya banyak kesamaan, wacana untuk menduetkan Puan dengan Yusril justru hanya akan menjadi bumerang. Sebab, kedua tokoh dari pasangan tersebut dinilai tengah berada di papan degradasi elektabilitas capres dan cawapres.
"Pasangan ini timpang banyak hal, pasangan ini bukanlah pasangan alternatif maupun kuda hitam. Tapi pasangan kejutan yang tak menarik. Bukan pasangan yang ideal malah membagongkan istilah anak sekarang," ujarnya.
Baca Juga: Nama Capres PDIP Udah Ada di Kantong Megawati, Nama Puan Disinggung-singgung: Tinggal Tunggu..
Menurutnya, sangat disayangkan apabila wacana duet itu terwujud. Sebab, PDIP sebagai partai mampu mengusung calonnya sendiri agak kurang strategis apabila harus berpasangan dengan PBB yang punya riwayat tiga kali gagal di pemilu.
Lagi pula, pasangan Puan-Yusril juga dinilai tidak punya kekuatan besar di antara tiga daerah potensial besar pemilih seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sehingga berpotensi besar akan kesulitan untuk menggaet pemilih.
"Pasangan ini diprediksi tak akan menimbulkan antusiasme pemilih. Malah pasangan yang mengerutkan dahi, tak adanya lemparan isu yang patut disorongkan kepada masyarakat, sebab keduanya tidak punya segmen isu dari rekam diri masing-masing," tuturnya.
Baca Juga: Ini Jawaban Presiden Jokowi Usai Bertemu Surya Paloh! Bahas Reshuffle Juga?
"Yusril amat dikenal sebagai pakar hukum tata negara semata, tidak punya sisi sensitivitas terhadap suatu masalah tertentu yang berhubungan dengan masyarakat banyak," sambungnya.