Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Gus Miftah, tengah menjadi salah satu perbincangan publik setelah video ceramahnya beredar di media sosial. Salah satunya orang yang mengunggahnya adalah tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau Gus Umar.
Video itu sendiri mulanya diunggah oleh kanal YouTube Cahaya TV pada 6 Desember 2022. Setelah itu, cuplikan video saat Gus Miftah membandingkan NU dengan Muhammadiyah tersebar di platform media sosial lain.
Baca Juga: Bandingkan Era Soeharto dengan Jokowi, Rizal Ramli: Dinasti Politik Jokowi Lebih…
Dalam ceramahnya di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu, Gus Miftah tampak tengah menyampaikan soal hukum merokok di dua organisasi besar Islam, yaitu NU dan Muhammadiyah.
Gegara perbedaan tersebut, Gus Miftah menyebut kalau orang NU yang memakruhkan rokok akan masuk ke surga terlebih dulu dibanding dengan orang Muhammadiyah yang mengharamkannya.
“Muhammadiyah mengharamkan, NU memakruhkan. Tapi bagi orang NU, rokok bisa menjadi haram, jika dirokok oleh orang yang punya penyakit jantung, ketika ibu-ibu hamil, maka menjadi haram. Tapi selama tidak makruh (hukumnya), Muhammadiyah haram,” jelasnya.
Gus Miftah melanjutkan, “Gara-gara itulah saya mengatakan orang NU masuk surganya lebih dahulu dibandingkan Muhammadiyah. Kenapa? Karena imannya orang NU lebih kuat.”
Ia kemudian menyinggung ketakutan Muhammadiyah atas peringatan pemerintah dan melontarkan sebuah guyonan dengen plesetan kalimat.
Gus Miftah mengatakan, “Kenapa Muhammadiyah mengharamkan rokok? Karena Muhammadiyah takut dengan peringatan pemerintah ‘rokok itu membunuhmu’. Sementara orang NU enggak percaya, yang membunuh bukan rokok tapi Malaikat Izroil AS.”
“Tak bilang Muhammadiyah wis iso ukur pak karena peringatan pemerintah ‘rokok itu membunuhMU, bukan membunuhNU’. MembunuhMU hammadiyah,” tegasnya menandaskan.
Dalam video Gus Miftah yang berdurasi sekitar setengah menit tersebut, terdapat sebuah narasi yang tertulis, “Dahulu pada jaman Jahiliah umat Islam tercerai berai, lalu Allah SWT mempersatukan hingga kita menjadi saudara.”
“Namun, 1444 tahun terlewati banyak orang2 yang dianggap sebagai tokoh Islam yang justru mencerai-berai umat Islam itu sendiri,” sambung narasi tersebut.
Menanggapi pernyataan Gus Miftah, Gus Umar sendiri ikut melayangkan kritik dan seolah mengatakan kalau guyonannya berlebihan.
“Klu becanda dlm ceramah gak gini2 jg miftah,” tulisnya dikutip Populis.id dari cuitan akun @Umar_Syadat770 yang diunggah pada Minggu (5/2/202).
Gus Umar menambahkan, “Buat miftah yg merasa plg benar : Jika kau belajar agama belajar jg tentang kemanusiaan. Spy kau bukan hanya pintar ibadah tapi juga pandai menghargai org.”
Klu becanda dlm ceramah gak gini2 jg miftah.
— Haji Umar Hasibuan (@Umar_Syadat770) February 5, 2023
Buat miftah yg merasa plg benar :
Jika kau belajar agama belajar jg tentang kemanusiaan. Spy kau bukan hanya pintar ibadah tapi juga pandai menghargai org. pic.twitter.com/Soe8HRwtod