Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie memprediksi Ormas Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bakal demo besar-besaran hingga berjilid-jilid apabila Anies Baswedan terpilih menjadi presiden 2024.
Demo itu, kata Grace, untuk menuntut Anies merehabilitasi organisasi FPI dan HTI yang telah dibubarkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya politisi senior Zulfan Lindan menyebut bahwa FPI dan HTI bakal menjadi buah simalakama bagi Anies jika terpilih sebagai presiden tahun 2024 mendatang.
Pasalnya, kedua organisasi terlarang itu bakal menuntut Anies untuk mengizinkan kembali aktivitas organisasi tersebut.
"Zulfan mengatakan seandainya Anies Baswedan terpilih jadi presiden di 2024, maka kedua organisasi ini akan menuntut untuk di rehabilitasi dan dipulihkan namanya," ujar Grace Natalie dikutip dari tayangan Channel YouTube Cokro TV, Senin (6/2/2023).
"Tuntutan itu katanya sebagai imbalan setelah memenangkan Anies Baswedan," sambungnya.
Grace menilai bahwa apabila Anies menolak tuntutan tersebut, maka Habib Rizieq Shihab Cs tak akan tinggal diam.
Baca Juga: FPI dan HTI Bakal Jadi 'Buah Simalakama' Bagi Anies Baswedan Jika Terpilih Presiden
Mereka diprediksi bakal menggelar demo besar-besaran hingga berjilid-jilid seperti aksi 212 yang menuntut Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dipenjara karena menista agama Islam.
"Nah bagaimana kalau Anies menolak tuntutan itu? Tentu akan ada demo besar-besaran mungkin bahkan akan ada gelombang demo berjilid-jilid karena mereka telah dikecewakan oleh Anies padahal sudah didukung dari awal," ungkap Grace Natalie.
Anies Baswedan memang dikenal dekat dengan kelompok Islam garis kanan seperti HTI dan FPI. Kedua organisasi itu secara terang-terangan mendukung Anies saat Pilgub tahun 2017 silam. Mereka memainkan politik identitas untuk menjatuhkan Ahok sebagai lawan tanding Anies di Jakarta.
Baca Juga: Ahmad Dhani Blak-blakan Sebut Komunikasi Politik Prabowo Jelek! Banyak Ditinggal Pendukungnya
Hingga kini, eks Gubernur DKI Jakarta itu masih dicitrakan sebagai tokoh Islam garis kanan dengan basis dukungan dari kelompok HTI dan FPI.
Namun, belakangan Anies berusaha membangun ulang citranya. Ia menurut Grace berusaha mencitrakan dirinya sebagai sosok yang moderat dan toleran.
"Anies bahkan pergi ke gereja-gereja minta dukungan dari Pastor dan pendeta. Bahkan di Papua aneh sampai diangkat sebagai anak dan diberi nama Yohanes," tuturnya.