Politisi Partai Demokrat Benny K Harman menyoroti langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memberantas korupsi di Indonesia.
Awalnya, Benny mengaku kagum dengan pernyataan Jokowi yang berkomitmen untuk menindaktegas para koruptor.
Namun, anak buah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu mengaku heran Jokowi hanya bisa berbicara, tapi minim dalam tindakan.
Baca Juga: Indeks Korupsi Indonesia Anjlok, Jokowi Langsung Gelar Konpres: Ngaku Berkomitmen Berantas Korupsi
"Luar biasa. Saya kagum dengan Presiden Jokowi karena sikapnya yang keras dan tidak mau kompromi dengan para koruptor," ucap Benny dikutip dari akun Twitternya, Selasa (7/2/2023).
"Hanya saja pelaksanaannya tidak sekeras ucapannya. Malah terkesan Pak Jokowi hanya keras ke lawan namun lembek ke para pelaku korupsi yang ada di sekitarnya," tandasnya.
Pernyataan Benny ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, di era Presiden Jokowi selama ini justru terkesan pemberantasan korupsi mengalami kemunduran.
Baca Juga: PDIP Nggak Bakal Usung Capres Antitesis Jokowi, Kode Buat Ganjar Pranowo?
Publik mengingat betul bahwa Jokowi terkesan melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui revisi Undang-Undang KPK tahun 2019 lalu.
Melalui revisi Undang-Undang itu, tugas dan wewenang KPK dibatasi. Adanya dewan pengawas KPK dianggap menjadi salah satu penyempitan ruang gerak KPK dalam berburu para "tikus" negara.
Tak hanya itu, KPK yang dijadikan sebagai lembaga pemerintah membuat publik semakin ragu pada masa depan lembaga tersebut. Independensi KPK pun menjadi diragukan.
Baca Juga: PDIP Ogah Berkoalisi dengan NasDem: Kecuali Surya Paloh Tarik Dukungan Pencapresan Anies
Lembaga Transparency International Indonesia pun mencatat bahwa Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia mengalami penurunan yang drastis.
Penurunan 4 poin membuat Indonesia berada di peringkat 110 dari 180 negara yang disurvei. Sebagai perbandingan, pada 2021 Indonesia berada di posisi 96 dari 180 negara. Anjloknya skor IPK ini juga membuat Indonesia masuk dalam bagian sepertiga negara paling korup di dunia.