Seorang perempuan belia bernama Syarifah mengaku siap menemani terdakwa kasus Pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) Ferdy Sambo di penjara. Dia mengaku tak rela melihat idolanya itu mendekam sendirian di penjara buntut pembunuhan berencana itu.
Syarifah adalah salah satu penggemar berat eks Kadiv Propam Polri itu, dia sempat muncul beberapa kali di sidang Ferdy Sambo yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
"Kalau seumur hidup, aku maunya nemenin dia di sel," kata Syarifah dilansir Populis.id YouTube Uya Kuya TV Rabu (8/2/2023).
Syarifah mengaku dirinya sangat khawatir jika nantinya majelis hakim menjatuhkan vonis hukuman penjara seumur hidup buat Ferdy Sambo. Dia bahkan mengaku rela ditembak mati jika suami Putri Candrawathi itu divonis hukuman mati.
"Aku takut kalau Sambo dihukum seumur hidup. Kalau Sambo dihukum mati ya aku maunya ditembak mati berdua. Aku mau mati berdua sama Pak Sambo," tambah wanita berhijab itu.
Dalam kasus pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo dituntut hukuman penjara seumur hidup lantaran disebut-sebut menjadi otak di balik pembunuhan di Duren Tiga, Jakarta Selatan itu, Tuntutan penjara seumur hidup lantas berpolemik, banyak pihak yang menilai hukuman itu terlalu ringan, Sambo seharusnya dituntut hukuman mati karena kasus pembunuhan berencana itu menyeret banyak pihak yang tak tahu apa-apa.
Selain Ferdya Sambo, istrinya Putri Candrawathi dituntut 8 tahun penjara bareng Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf. Tuntutan terhadap putri juga diprotes keras banyak pihak, tuntutan ini juga dinilai terlalu ringan,sebab Putri Candrawathi dinilai sebagai salah tokoh yang memicu pembunuhan itu. Dimana pembunuhan itu terjadi karena kasus perselingkuhannya dengan Brigadir Yosua Hutabarat.
Tidak hanya itu, tuntutan 12 tahun penjara buat terdakwa Bharada Richard Eliezer juga menuai protes keras dari sejumlah pakar hukum dan masyarakat awam, tuntutan ini dinilai terlalu berat lantaran pemuda asal Manado itu dinilai sudah membantu para penegak hukum mengungkap kasus ini.