Belakangan Anies Baswedan diterpa isu utang Rp50 miliar kepada Sandiaga Uno. Ia juga disebut mengingkari kesepakatan politik dengan Prabowo Subianto dan Sandiaga.
Terkait hal tersebut, banyak pihak yang menilai bahwa isu itu sengaja digaungkan oleh Partai Gerindra untuk mengganggu elektabilitas Anies sebagai calon presiden (Capres) 2024.
Diketahui memang elektabilitas Anies sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Kendati demikian, politisi Gerindra Andre Rosiade tidak khawatir apabila elektabilitas Anies lebih tinggi dari Prabowo.
Menurut dia, Anies belum pasti juga maju sebagai Capres 2024. Sebab, hingga kini Koalisi Perubahan tak kunjung tanda tangan MoU kerja sama politik.
"Pendaftaran ke KPU itu September 2023, sekarang baru bulan Februari. Partai yang tanda tangan komitmen hitam di atas putih itu baru KIB dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya," ujar Andre dalam acara Catatan Demokrasi dikutip Rabu (8/2/2023).
Baca Juga: Noel Bubarkan GP Mania, EKo Kuntadhi: Bentar Lagi Muncul Anies Mania
"Mohon maaf Mas Anies belum ada tanda tangan dukungan sama sekali. Baru diumumkan di warung, baru diumumkan habis rapat," sambungnya.
Lebih lanjut, Andre menyinggung cara Partai Demokrat dan PKS mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres.
Demokrat diketahui menyatakan dukungannya melalui keterangan tertulis Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada media. Sementara PKS menggelar konferensi pers di sebuah rumah makan di kawasan Bandara Soekarno-Hatta.
Baca Juga: Tujuan Noel Mendirikan GP Mania Terbongkar! Cuma Mau Incar Jabatan Strategis di Pemerintahan
Menurut Andre, hal itu kurang etis. Mestinya, deklarasi dukungan digelar secara besar-besaran dengan dihadiri oleh ribuan kader partai politik yang bersangkutan.
"Contoh, deklarasi Kebangkitan Indonesia Raya 13 Agustus 2022 itu di Sentul Convention Center, dihadiri puluhan ribu kader Gerindra-PKB, besar-besaran itu baru yang namanya deklarasi, ada tanda tangan piagamnya," jelasnya.