Hati-Hati! Qodari Mengingatkan Penundaan Pemilu Bakal Picu Krisis Politik

Hati-Hati! Qodari Mengingatkan Penundaan Pemilu Bakal Picu Krisis Politik Kredit Foto: Istimewa

Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari menilai bahwa penundaan pemilihan umum (pemilu) akan menimbulkan krisis politik di Indonesia. Hal ini diprediksi lantaran isu penundaan pemilu kembali mencuat menjelang kontestasi Februari 2024 mendatang

"Saya belum bisa melihat adanya celah untuk melakukan penundaan pemilu. Dan pun jika ditunda saya khawatir penundaan itu bakal menimbulkan krisis politik," ujar Qodari dikutip dari Republika pada Kamis (9/2/2023).

Qodari tidak melihat ada kondisi di lapangan maupun internal Pemerintah Indonesia yang memungkinkan pemilu ditunda. Selain itu, ia juga tidak melihat pasal-pasal hukum maupun aturan hukum yang memungkinkan diputuskannya penundaan masa pemilu yang berakibat pada perpanjangan masa jabatan.

Baca Juga: Geisz Chalifa: Anies-Sandi Punya Utang Ratusan Miliar ke Warga Jakarta, Ampe Ada yang Jual Emas & Motor!

“Saya tidak melihat ada potensi pemilu itu tertunda, walaupun partai politik semisal menghendaki adanya penundaan pemilu, mungkin akan mencari pasal-pasal yang tersedia di Undang-Undang,” ujar dia.

“Dan menurut saya pasal itu tidak berbicara penundaan pemilu secara keseluruhan namun biasanya bersifat sektoral saja semisal karena bencana alam atau logistik,” ujarnya menambahkan.

Menyoal potensi penundaan pemilu karena faktor dana, Qodari tidak meyakini akan hal tersebut bisa terjadi. Sebab menurutnya anggaran Pemerintah Indonesia untuk pemilu sudah matang disiapkan meski kondisi ekonomi Indonesia yang dipicu krisis ekonomi dunia terimbas.

Baca Juga: GP Mania Bubar, Ganjar Pranowo Dapat Julukan Baru dari Rizal Ramli: 'Pangeran Tiktok'

“Prediksi dunia memang resesi, namun inflasi kita prediksinya terkendali, pertumbuhan ekonomi kita baik dan berjalan pada 2023-2024,” katanya. 

Qodari menganalogikan Indonesia adalah sebuah kapal yang tengah menghadapi lautan yang sedang badai. Oleh karenanya, butuh nahkoda dan awak-awak kapal yang mampu mengendalikan badai tersebut agar penumpang selamat.

“Ibarat sebuah kapal, kapal ini akan berlayar di lautan yang sedang badai, kapal (Indonesia) itu kapal yang cukup kuat, tapi kalau kapal ini tidak dikemudikan dengan baik dan para awak tidak bertugas dengan baik, ya bisa jadi situasi lingkungan lautan yang buruk menyebabkan masalah-masalah yang timbul di kapal (Indonesia) itu,” kata dia.

Lihat Sumber Artikel di Republika Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Republika.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover