Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah kembali menyentil Anies Baswedan soal utang Rp92 miliar yang ia pinjam ke Sandiaga Uno untuk mengongkosi kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.
Eks politisi PKS ini mengatakan ongkos politik yang lumayan mahal ini membuat masyarakat dengan kondisi ekonomi pas-pasan tidak akan bisa menjadi seorang pemimpin, baik kepala daerah maupun menjadi kepala negara.
Fahri Hamzah mengatakan, dengan ongkos jumbo itu maka yang berpeluang maju pada perhelatan pesta demokrasi hanyalah orang-orang berduit saja, orang dengan kondisi ekonomi yang kurang memadai jelas harus berhutang terlebih dahulu kepada orang-orang kaya jika nekat mencalonkan diri.
“Kalau hanya orang kaya yang boleh menjadi kandidat atau orang yang siap berhutang kepada orang kaya yang bisa menjadi calon, lalu Bagaimana nasib kami yang pas-pasan? ???????????????????????????????????????? #ArahBaru2024,” kata Fahri Hamzah di akun twitternya @Fahrihamzah dilansir Populis.id Senin (13/2/2023.
Dalam cuitan terpisah, Fahri juga memberi sindiran yang tak kalah pedas, dalam cuitan itu Fahri menyoroti utang Rp92 miliar yang bakal dianggap lunas ketika Anies Baswedan dan Sandiaga Uno keluar sebagai pemenang Pilkada DKI Jakarta.
Menurut Fahri Hamzah perjanjian pelunasan utang dengan cara tak lazim tersebut jelas sebagai pintu masuk untuk melakukan korupsi setelah berkuasa. !
“Pinjam meminjam uang di belakang layar dengan janji lunas setelah berkuasa adalah bentuk perencanaan korupsi yang sangat kasat mata,” tuturnya.
Baca Juga: Eng-Ing-Eng, Terbukti Jadi Otak Pembunuhan Brigadir Yosua, Ferdy Sambo Divonis Mati!
Fahri Hamzah mengatakan, korupsi di negara ini mustahil dibrengus jika para pejabatnya masih melakukan perjanjian seperti ini di belakang layar. Dia mengatakan, masyarakat Indonesia harus bisa beramai-ramai menolak hal ini.
“Praktek ini harus kita hentikan kalau kita ingin Indonesia bebas dari korupsi,” tutupnya.