Usung Politik Identitas, Kelakuan Partai Ummat Sama Persis Kayak Teroris: Mereka Mengklaim Aksi Mereka Berdasarkan Doktrin Agama

Usung Politik Identitas, Kelakuan Partai Ummat Sama Persis Kayak Teroris: Mereka Mengklaim Aksi Mereka Berdasarkan Doktrin Agama Kredit Foto: Taufik Idharudin

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Muhammad Guntur Romli blak-blakan menyebut kelakuan Partai Ummat sama persis seperti kelompok teroris lantaran mengklaim semua yang dilakukan berdasarkan doktrin agama. 

Hal ini disampaikan Guntur Romlie menanggapi pernyataan resmi Partai Ummat yang mengaku bakal  mengusung  politik identitas pada Pemilu 2024 mendatang, dimana mereka akan memakai masjid dan tempat ibadah sebagai sarana kampanye. 

Baca Juga: Sudah Dimaafkan Keluarga Mendiang Yosua, Kejagung Putuskan Tak Banding Vonis Ringan Bharada Eliezer: Putusan Ini Dinyatakan Inkrah!

“Jangan pernah tertipu orang yang teriak agama dalam politik benar-benar memperjuangkan agama dan umat agama, itu hanya klaim, kalau cuma klaim para teroris yang juga mengklaim aksi-aksi mereka berdasarkan doktrin-doktrin agama dan demi kepentingan agama,” kata Guntur Romli dalam keterangannya Kamis (14/2/2024).

Pria yang juga dikenal sebagai loyalis garis keras Ganjar Pranowo itu menegaskan, kalau Partai Ummat berani merealisasikan rencananya menggunakan politik identitas pada Pilpres mendatang, maka partai politik memang layak dibumihanguskan dari Indonesia lantaran menjadi pelopor perpecahan di negara ini. 

“Jangan sampai sistem demokrasi dan politik kita disusupi ‘penumpang gelap’ yang mau ‘membajak’ untuk memecah belah bangsa,” tuturnya. 

Menurut Guntur Romli, orang-orang Partai Ummat sama sekali tidak bisa membedakan politik identitas dengan identitas politik, dimana keduanya jelas memiliki perbedaan yang sangat menonjol. Dia lantas menyebut kader-kader partai politik ini adalah  kumpulan orang-orang bodoh. 

Dia menjelaskan, identitas politik hal yang lumrah, seperti parpol adalah identitas politik, tapi politik identitas adalah cara busuk mempolitisir isu identitas (SARA) sebagai senjata politik.

“Setiap warga memiliki identitas: nama, suku, agama dan lain-lain, tapi kalau identitas itu dijadikan sbg senjata diskriminasi dalam kontestasi politik, itulah yang disebut Politik Identitas,” ujarnya.

Baca Juga: Geger! Ferdy Sambo Mengamuk di Dalam Penjara Minta Bharada Eliezer Ikut Divonis Pidana Mati

Baca Juga: Nggak Yakin Ferdy Sambo Sampai Dieksekusi, Pentolan 212 Anggap Hukuman Mati Ferdy Sambo Cuma Gula-gula Biar Warga Senang

“Abu adalah politisi beragama Islam, Robert politisi beragama Kristen: ini identitas politik. Karena Abu politisi beragama Islam (meski dia korup misalnya) maka dia lebih baik dari Robert politisi beragama Kristen, karena masalah 'seiman' ini yang disebut memainkan Politik Identitas,” tambahnya.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover