Dzurriyah yang memiliki keturunan Nabi Muhammad SAW Habib Noval Assegaf mengkritik keras Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas yang baru-baru ini mengatakan sistem demokrasi yang dianut di negara ini sudah final, sistem ini tak boleh diutak atik kelompok manapun, jangan sampai demokrasi diganti dengan sistem agama.
Menurut Habib Noval, pernyataan Menag Yaqut seharusnya tak diontarkan sebab itu hanya menunjukan minimnya pengetahuan dirinya. Dia mengatakan, sebagai menteri agama Yaqut seharusnya membahas hal lain, bukan berkutat pada masalah yang itu-itu saja yakni radikalisme dan khilafah.
“Apa gak ada pengetahuan lain? Selalu bicara khilafah, radikal, fpi dan hti. Emang siapa yang mau ganti sistem negara?” kata Habib Noval di akun twitter pribadinya @NovalAssegaf dilansir Populis.id Jumat (17/2/2023).
Sebagaimana diketahui, Menag Yaqut mengatakan sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia terbukti ampuh menjawab berbagai persoalan yang terjadi di negara ini, untuk itu dia mengeluarkan pernyataan keras kepada kelompok yang ingin mengusik sistem ini dan ingin mengubahnya menjadi sistem agama.
Menurut Menag Yaqut, sistem demokrasi yang mampu menjawab persoalan keagamaan usai penetapan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) atau ongkos naik haji (ONH) 2023.
“Selama dua minggu kita berdiskusi, itu menujukkan instrumen demokrasi mampu menjawab persoalan-persoalan keagamaan,” kata Yaqut usai Raker penetapan BPIH 2023 dengan Komisi VIII DPR, di Gedung DPR, Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Karena itu, ditekankan Yaqut, tidak ada lagi alasan untuk mendesak agar sistem demokrasi diganti dengan sistem agama. Menurut dia, demokrasi adalah sistem ideal untuk menjawab persoalan masyarakat termasuk persoalan agama.
Baca Juga: Dongkol Sampai Ubun-ubun, Nenek Ini Ngamuk ke UAS Sambil Nunjuk-Nunjuk: Pakai Otak Dong Somad!
“Jadi tidak ada alasan lagi jika saat ini ada yang kemudian mendesak-desakan ganti sistem demokrasi di negara ini dengan sistem agama agar persoalan-persoalan agama bisa dipecahkan. Saya kira tidak ada alasan itu lagi. Karena kita sudah membuktikan, demokrasi, sistem yang kita pakai saat ini adalah sistem yang terbaik dan mampu menjawab persoalan-persoalan keagamaan,” kata Yaqut.