Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai endorsemen yang dilakukan Presiden Joko Widodo kepada sejumlah nama calon presiden maupun calon wakil presiden di Pilpres 2024 adalah hal yang positif.
"Itu hal yang bagus dan positif ketika Jokowi mengendorse banyak figur, banyak tokoh untuk menjadi cawapres. Karena kalo endorsenya hanya satu orang, hanya figur tertentu justru itu yang tidak bagus," kata Ujang saat dikonfirmasi, Minggu (19/2/2023).
Menurut Ujang, sikap Jokowi yang demikian justru menandakan bahwa dirinya tidak memihak kepada salah satu tokoh. Tetapi mendukung dan memberi kesempatan kepada pihak-pihak yang ini maju untuk menjadi capres atau cawapres.
"Kalau banyak tokoh, banyak figur itu menjadi hal yang positif, karena Jokowi dianggap berlaku tidak memihak kepada capres atau cawapres tertentu," tukasnya.
Direktur eksekutif Indonesia Political Review itu menilai, bahwa endorse yang dilakukan Jokowi merupakan bentuk dukungan secara moral agar nama-nama yang disebut punya keberanian dan peluang untuk bisa maju di Pilpres mendatang.
"Jadi ini saya melihat sebagai bentuk dukungan moral bagi siapapun yang disebut untuk bisa maju sebagai capres maupun cawapres. Soal nanti jadi atau tidak, soal nanti menang atau tidak itu lain lagi, yang penting Jokowi di awal sudah mengendorse nama-nama itu," tukasnya.
Sebagai informasi, baru-baru ini Jokowi kembali mengendorse sejumlah nama yang akan bersaing di Pilpres 2024 saat menghadiri acara peringatan hari lahir Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang ke-50.
Mulanya, Jokowi menanyakan siapa tokoh capres atau cawapres yang akan diusungĀ PPP di Pilpres nanti. Kemudian, Jokowi menyebut sejumlah nama potensial yang kebetulan hadir di lokasi acara tersebut.
"Saya mau tanya, PPP ini calonnya siapa sih? Karena hadir semua lho di sini, calon-calon presiden, calon wakil presiden. Yang saya kenal ini ada Pak Prabowo. Kemudian, yang saya tahu juga ada Pak Erick Thohir, yang saya tahu juga ada Pak Sandiaga Uno," ujar Jokowi, Jumat (17/2/2023).
Tidak hanya itu, Jokowi juga menyebut nama Menko Politik, Hukum, dan Kemanan (Menkopolhukam) Mahfud MD serta pentolan Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
"Yang saya tahu juga ada Pak Mahfud MD. Saya hampir lupa, juga ada pak, Mas AHY, dan tentu saja juga ada Ketua Umum PPP. Masih ada yang belum saya sebut ndak itu," ujar Jokowi.