Jonathan Latumahina mengaku putranya David Ozora sempat kejang-kejang dan mengerang saat anak 17 tahun ini koma buntut penganiayaan sadis yang dilakukan Mario Dandy, putra dari eks pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo yang baru saja dipecat.
Jonathan Latumahina mengatakan selam koma dan dirawat di Rumah Sakit Medika, Permata Hijau David setidaknya mengalami kejang 2 kali dalam sehari. Dia mengaku sangat prihatin melihat kondisi putranya itu.
"Perlu diketahui bahwa sejak kejadian 20 Februari, david koma dengan respon yang sangat memprihatinkan. Kejang selama 2x24 jam di medika kemudian dirujuk ke mayapada. Saya tidak akan pernah lupa erangan dia, kejang2 tubuh kurusnya Akan ada yang membayar untuk siksaan itu," kata Jonathan dalam sebuah cuitan di akun twitternya @seeksixsuck dilansir Populis.id Rabu (1/3/2023).
Sampai saat ini kata Jonathan David Ozora memang masih koma, dia belum sadarkan diri namun kondisinya sudah lebih mendingan dari sebelumnya. Ada perubahan signifikan karena sudah bisa merespon gerak.
"Terimakasih untuk terus mendoakan dan memberikan support bagi david. Keadaan saat ini sudah jauuuuhh lebih baik namun masih dilakukan ikhtiar dhohir dan batin. Allah SWT akan membalas kebaikan kalian semua," ucapnya.
Aksi penganiayaan yang menimpa David menyita perhatian publik, sejumlah pejabat dan tokoh-tokoh penting sudah menjenguk David. Teranyar Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj juga ikut menengok David di Rumah Sakit.
"(David) Belum sadar, saya panggil-panggil belum sadar," kata Said Aqil kepada wartawan Selasa (28/2/2023).
Said Aqil mengutuk keras para pelaku penganiayaan ini, dia mengatakan aksi kekerasan ini benar-benar diluar pri kemanusian. Adapun aksi kekerasan itu dilakukan Mario Dandy, putra dari Rafael Alun Trisambodo, pejabat pajak Kementerian Keuangan yang baru saja dipecat Sri Mulyani setelah kasus ini mencuat.
“David mengalami penganiayaan yang sangat-sangat luar biasa, di luar peri kemanusiaan. Saya juga heran di negara di bumi pancasila ada perbuatan seperti itu kejinya yang dilakukan oleh anak keluarga yang terdidik, keluarga yang elit, bukan keluarga biadab atau pedalaman, bukan. Dari keluarga pejabat terdidik Eselon III," kata Said Aqil.
