Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan masyarakat menyelidiki harta kekayaan yang dimiliki tiga pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah kekayaan tak wajar milik eks pejabat pajak Kementerian Keuangan, Rafael Trisambodo sukses dibongkar masyarakat pengguna media sosial.
Ketiga pimpinan KPK yang dimaksud Novel Baswedan adalah Ketua KPK Firli Bahuri, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, dan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.
Baca Juga: Teknologi Pendidikan Menurut Para Ahli
Omongan Novel Baswedan ini dilontarkan menanggapi pernyataan KPK yang sebelum meminta tolong kepada masyarakat untuk ikut melacak kekayaan para pejabat yang mencurigakan dan melaporkan hal ini kepada lembaga antirasuah tersebut.
"Ide bagus. Bagaimana kalo di mulai dari Pimpinan KPK Firli Bahuri, Alexander Marwata, Nurul Gufron. Silahkan netizen yang budiman.." kata Noel Bamukmin dalam sebuah cuitan di akun twitternya @nazaqistsha, Kamis (2/3/2023).
Sebagaimana diketahui, masyarakat pengguna media sosial sukses membuka kekayaan tak wajar milik Rafael Alun Trisambodo menyusul aksi penganiayaan yang dilakukan putranya Mario Dandy kepada David Ozora, di mana anak 17 tahun ini dihajar sampai sekarat.
Usai harta kekayaan Rafael ini viral di berbagai media sosial, KPK langsung memanggil yang bersangkutan dan memeriksanya selama lebih dari 8 jam pada Rabu (1/3/2023) kemarin.
Dalam pemeriksaan ini diketahui, bahwa sejumlah barang mewah milik Rafael seperti Harley Davidson yang kerap dipamerkan anaknya diketahui tak memiliki dokumen resmi alias bodong, bahkan pelat nomornya palsu, kemudian jeep rubicon yang juga sering dipamer Mario diketahui dibeli mengatasnamakan orang lain
"Coba teman-teman wartawan dan netizen kalau itu bisa melacak aset para pejabat penyelenggara negara, kemudian viralkan. Sehingga apa? Banyak yang gerak. Itu kan juga salah satu dorongan supaya pejabat tidak bertindak macam-macam. Kan begitu. Itu sebetulnya dorongnya ke sana,"kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata.
Berdasarkan pemantauan KPK, Alex mengatakan ditemukan sejumlah pejabat negara yang laporan harta kekayaan tidak sesuai dengan profil gaji serta jabatannya, ada yang sangat besar, bahkan ada juga yang terlampau minim.
