Apa Itu Kolonialisme?

Apa Itu Kolonialisme? Kredit Foto: Freepik.com

Di sini, di Amerika Serikat, penduduk asli memiliki tingkat kemiskinan, alkoholisme, pengangguran, dan bunuh diri yang sangat tinggi.

Menurut Maria Yellow Horse Brave Heart efek ini digambarkan sebagai trauma sejarah: kerusakan emosional dan psikologis antargenerasi.

Kekerasan pemikiran kolonial terus membentuk lintasan negara-negara yang pernah menjadi penjajah juga.

Baca Juga: Moeldoko Cs Sebut Kubu AHY Mirip Penjajah: Gaya Politik Adu Domba, Politik Murahan

Penjajah percaya bahwa dunia adalah milik mereka untuk diambil, melihat orang-orang berkulit Hitam, Pribumi, dan orang kulit berwarna lainnya sebagai barang sekali pakai, dan percaya bahwa tidak ada yang lebih penting daripada mata uang di kantong mereka.

Negara-negara terkaya di dunia terus menimbun sumber daya bumi, dan pencarian tanpa akhir mereka untuk keuntungan terus mengalahkan kebutuhan mayoritas orang.

Perlawanan Pribumi

Kolonialisme telah terwujud di seluruh dunia, dari seluruh Amerika ke setiap sudut benua Afrika, telah bertemu dengan perjuangan perlawanan yang sengit.

Sepanjang sejarah, masyarakat adat secara rutin bangkit dan berhasil menggulingkan kekuasaan kolonial, menunjukkan bahwa meskipun penjajah dapat mencuri tanah dan sumber daya, mereka tidak akan pernah bisa mencuri martabat orang yang bertekad untuk bebas.

Di Amerika Serikat, protes yang sedang berlangsung di Minnesota sedang dilancarkan terhadap jalur pipa minyak Jalur 3 yang, yang menurut suku-suku yang tinggal di sepanjang rute yang direncanakan akan melanggar kedaulatan mereka.

Dipimpin oleh orang-orang Ojibwe, para pemrotes, atau pelindung air, mengecam potensi dampak pipa terhadap perubahan iklim, situs bersejarah dan suci, dan sistem pasokan air dan makanan.

Hanya beberapa negara bagian jauhnya, NDN Collective, sebuah organisasi Pribumi yang berbasis di South Dakota, meluncurkan kampanye Tanah kembali pada tahun 2020 yang menyerukan pengembalian semua tanah publik kepada masyarakat Pribumi, dimulai dengan Gunung Rushmore.

Manifesto Tanah kembali mengatakan tujuan kampanye adalah “reklamasi dari segala sesuatu yang dicuri dari Masyarakat asli:. Tanah, bahasa, upacara, obat-obatan, kekerabatan”.

Ini hanyalah beberapa contoh protes di seluruh negeri yang dilancarkan untuk mengingatkan kita bahwa dekolonisasi, atau perjuangan untuk membebaskan diri dari belenggu kekuasaan kolonial dan tirani, bukanlah metafora.

Baca Juga: Fadli Zon Beri Jawaban Telak Buat Ibu Mega: Perjuangan Kemerdekaan bukan Milik Soekarno Sendiri

Jika kolonialisme harus dipahami sebagai proses yang berkelanjutan, maka demikian pula perjuangan untuk penentuan nasib sendiri Pribumi.

Tampilkan Semua
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover