Sebutan Bapak Politik Identitas terhadap Anies Baswedan rupanya tidak hanya diketahui oleh masyarakat Indonesia. Kabar tersebut sampai ke negara Australia.
Di sebuah wawancara resmi yang disiarkan program berita Australia, Jurnalis ABC Australia, Beverley O’Connor menyinggung soal politik identitas yang kerap dikaitkan ke mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Sang jurnalis menyoroti terkait Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 silam.
Ketika itu, Anies bertarung dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berlatar etnis Tionghoa dan beragam Kristen.
Anies dituding menggunakan politik agama, lantaran mendapatkan dukungan dari kelompok FPI, yang kini sudah dibubarkan. Sampai saat ini, Anies masih kerap dijuluki Bapak Politik Identitas.
“Anda sangat dikritik karena kampanye yang sangat membelah, ketika Anda mencalonkan Gubernur dan menang. Anda bekerja sama, Anda memainkan kartu agama, dan hal itu menghantui Anda sejak saat itu. Apakah Anda menyesalinya?” tanya Beverley dengan bahasa Inggris.
Anies menjawab pertanyaan tersebut dengan retorika khasnya memberi penjelasan. Ia menyebut dalam Pemilihan Umum (Pemilu) memang begitu, selalu ada keterbelahan.
Baca Juga: Nah Loh, Pengacara Tetap Kekeuh Bermula dari Omongan APA Bikin Emosi Mario Dandy: Awal Ceritanya...
Seperti, jika kandidat berbeda jenis kelamin, satu laki-laki dan satu perempuan, maka isu gender akan mendominasi pembicaraan. Itu juga bisa menjadi faktor keterbelahan.
“Dan kemudian jika calon berasal dai kelompok etnis berbeda, maka faktor etnis dapat menjadi faktor ketebelahan,” ungkapnya.
Jangankan Pemilu, hal tersebut juga terjadi saat referendum. Ia mencotohkan seperti penentuan Britania Raya, apakah akan keluar dari Uni Eropa atau tidak.
“Dan bahkan ketika Anda mengadakan referendum di mana tidak ada orang untuk dipilih. Tidak ada ketelibatan isu agama, tetap bisa jadi pembelahan. Misalnya Brexlit, terjadi keterbelahan di sana. Tidak ada kandidat, tidak ada agama, tidak ada aliran kepercayaan dalam referendum tersebut,” katanya.
Lihat Sumber Artikel di Fajar Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Fajar.