Ketua MUI Ingatkan Masyarakat Tetap Bayar Pajak Meskipun Kecewa dengan Ulah Rafael Alun

Ketua MUI Ingatkan Masyarakat Tetap Bayar Pajak Meskipun Kecewa dengan Ulah Rafael Alun Kredit Foto: Istimewa

Setelah heboh kasus Rafael Alun Trisambodo yang punya harta jumbo tak wajar, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan masyarakat untuk tetap membayar pajak.

"Masyarakat tetap wajib bayar pajak karena itu bagian dari ketaatan kepada pemerintah yang sah. Jangan gara-gara oknum pajak sampai masyarakat membangkang kepada negara dengan menolak bayar pajak. Tapi, jangan biarkan oknum itu," kata Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis dalam keterangannya di Jakarta, Senin (13/3/2023).

Baca Juga: Usai Rafael Alun, KPK Panggil Dua Pejabat Kemenkeu Terkait Harta Tak Wajar Hari Ini

Cholil Nafis mengatakan tindakan menolak bayar pajak sama saja membangkang terhadap negara. Di sisi lain, ia juga mendorong pemerintah menindak oknum yang diduga menyalahgunakan jabatan.

Gerakan boikot bayar pajak sempat ramai di media sosial saat merespons harta pegawai eselon III Ditjen Pajak Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo yang dinilai tak wajar.

Berdasarkan dokumen Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan per 2021, Rafael memiliki total kekayaan Rp56 miliar.

Baca Juga: Pengamat Sebut Duet Prabowo-Ganjar Mirip Jokowi Ma’ruf

Masyarakat banyak yang kecewa. Namun, bagi Cholil Nafis, memboikot bayar pajak bukan langkah bijak dan tepat merespons masalah tersebut.

Gerakan boikot bayar pajak mendapat penolakan dari berbagai kalangan karena menolak bayar pajak sama saja tidak mendukung pembangunan nasional di berbagai bidang.

Pengamat pajak dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar mengatakan penerimaan pajak sangat penting bagi negara karena pajak memberikan banyak manfaat untuk pembangunan. Kekecewaan masyarakat bisa disalurkan dengan cara lain, seperti mendorong transparansi dan pembenahan di internal Ditjen Pajak.

Baca Juga: Kiai Said Aqil Serukan Warga Stop Bayar Pajak, Anak Buah Sri Mulyani Bergerak Cepat Temui Gus Yahya!

"Uang pajak yang kita bayarkan untuk membayar gaji guru, tentara, dan para pelayan publik lainnya. Uang pajak yang kita bayarkan digunakan untuk subsidi kelompok yang berpendapatan rendah, memberikan bantuan sosial, dan membangun berbagai infrastruktur untuk rakyat," kata Fajry.

Lihat Sumber Artikel di Suara.com Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Suara.com.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover