Menteri Sosial Tri Rismaharini akhirnya angkat bicara mengenai pengangkatan eks Bupati Purbalingga Tasdi menjadi staf khususnya. Pengangkatan Tasdi menui kecaman lantaran yang bersangkutan adalah mantan narapidana kasus korupsi yang baru saja bebas dari penjara akhir tahun lalu.
Mensos Risma dengan tegas membantah kabar tersebut kendati Tasdi telah mengkonfirmasi dirinya telah diangkat menjadi staf khusus Risma. Eks Wali Kota Surabaya itu mengatakan, hingga saat ini tidak ada SK pengangkatan Tasdi menjadi staf khusus. Dia lantas menanyakan asal usul kabar tersebut.
Meski demikian Risma menolak untuk memberi penjelasan lebih jauh terkait pengangkatan Tasdi. Dia mengatakan tak ada salahnya mempekerjakan orang-orang dengan latar belakang masa lalu yang terjerat kasus-kasus besar, asalkan yang bersangkutan sudah tobat dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
“Yang ngomong ya sopo? nggak ada, nggak ada, nanti tak jelaskan. Tapi ya gini toh, siapapun orang pasti pernah salah, nah kalo dia sudah tobat, sedangkan Tuhan aja mengampuni loh, lah kalo kita manusia ga ngampuni gimana? Nggak, gggak ada SK nya, gggak ada, nggak ada SK nya,” kata Risma kepada wartawan Rabu (14/3/2023).
Kader PDI Perjuangan ini lantas berbicara panjang lebar mengenai susahnya mengatur Kementerian Sosial saat ini, banyak yang mesti dibenahi.
“Dan aku kenapa butuh cerita waktu lama (soal Tasdi)? temen-temen pikir gampang aku benahi kemensos? itu, aduh kalo boleh tiap hari, nangis itu tiap hari,” tuturnya.
Risma kembali curhat, ia kerap pulang bekerja setiap pukul tiga atau empat dini hari. Namun, dirinya masih merasakan kesulitan-kesulitan dalam membenahi Kementerian Sosial.
“Nggak mudah benahi itu, jadi maksud saya, pastilah saya jaga, karena saya benahinya ga mudah itu,” tuntasnya.