AHY Lantang Kritik Pemerintah, FDS UI Beri Pujian Setinggi Langit: Harus Dicontoh oleh Elit Politik Lainnya

AHY Lantang Kritik Pemerintah, FDS UI Beri Pujian Setinggi Langit: Harus Dicontoh oleh Elit Politik Lainnya Kredit Foto: Twitter/AHY

Direktur Eksekutif FDS UI Research and Consulting, Rulli Nasrullah, menilai pidato Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo disebut berhasil mewakili keresahan publik.

Rulli menilai gaya penyampaian AHY bisa menjadi tren baru karena cocok untuk didengar oleh generasi milenial. Tidak hanya itu, pihaknya pun mempunyai bukti jika pidato AHY itu sangat diminati.

"Gaya politik AHY dalam menyampaikan pesan rakyat kepada pemerintah merupakan gaya baru dan sesuai kehendak generasi milenial. Pidato AHY tersebut bisa menjadi tren baru dalam politik Indonesia," kata Rulli dalam keterangannya, Jumat (17/3/2023).

Baca Juga: Bau Amis Tawaran Damai Kajati DKI untuk Kasus Penganiayaan David Ozora Terendus, Siapa yang Order?

Selain itu, AHY dinilai sebagai sosok yang punya keberanian karena menyampaikan pandangannya dengan utuh dan lantang. Menurutnya, hal ini mesti ditiru oleh para pejabat atau politisi yang lain.

"Harusnya juga diikuti oleh elit politik nasional lainnya. Pidato politik yang membawa pesan rakyat sudah seharusnya disampaikan dengan gamblang dan apa adanya. Tidak boleh hanya disampaikan tersirat apalagi hanya diselip-selipkan dalam sebuah pidato," ujarnya.

Adapun, bukti ketertarikan publik terhadap pidato AHY tersebut dapat dilihat dari hasil pantauan search engine yang dimiliki FDS UI. Pada hari yang sama, yakni 14 Maret 2023, pidato AHY langsung direspon publik di media sosial. Di lini masa Twitter, percakapan publik terkait pidato AHY menjadi trending topic dengan total percakapan mencapai 16.400.

Selain itu, terkait isu penundaan pemilu yang disampaikan AHY linear dengan temuan FDS UI periode 1-12 Desember 2022. Dalam temuan FDS UI sebelumnya, warganet menganggap penundaan Pemilu 2024 bertentangan dengan UUD 1945.

Topik terkait penundaan pemilu mendapat sentimen negatif dengan total mention sebesar 9.042. Sementara topik terkait ‘penguasa merusak konstitusi’ melalui penundaan pemilu mendapatkan total mention sebesar 6.349.

Baca Juga: Tawaran Kajati DKI Bikin Keluarga David Ozora Mendidih: Tega, Mereka Mengeluarkan Pernyataan Seperti Itu, Saya Marah Sekaligus Sedih

Baca Juga: Astaganaga! Rafael Pernah Jadi Pelaku Pemerasan, Eh.. Kasusnya Raib Setelah Rela Keluarin Duit: Uang Haram Keluarnya Lewat Cara Haram Juga

Sementara itu, berdasarkan analisis emosi warganet, sebesar 53,1 persen dari total mention sebanyak 13.097 menunjukkan emosi takut (fear).

"Warganet menganggap UUD 1945 seharusnya dihormati, bukan dijadikan ajang meraup kepentingan pribadi penguasa," ujarnya.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover