Mahfud MD Akui Pemilu Indonesia Penuh Intrik Kotor: Masih Banyak yang Curang!

Mahfud MD Akui Pemilu Indonesia Penuh Intrik Kotor: Masih Banyak yang Curang! Kredit Foto: Taufik Idharudin

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD tak memungkiri jika Pemilu saat ini masih ada kecurangan. Namun, ia menganggap bahwa kecurangan Pemilu pasca reformasi berbeda dengan sebelum reformasi.

Ia menyebutkan bahwa kecurangan saat ini dilakukan antar partai politik, bukan pemerintah. Karena itu, sekarang jika ada kecurangan, hasil Pemilu bisa digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). 

Baca Juga: KPK Gerak Lambat, Rafael Alun Trisambodo Ternyata Sudah Tentukan Negara yang Bakal Didatangi Setelah Kabur dari Indonesia, Alamak

"Apakah ada pemilu curang? Masih banyak. Kalau dulu curang, selesai, kasus ditutup. Sekarang kalau curang bisa bawa ke MK. Sekarang yang curang antar partai bukan pemerintah," katanya saat menjadi pembicara di diskusi di DPP PDI Perjuangan, Jakarta Selatan pada Selasa (21/03/2023).

Ia menyebutkan bahwa dengan adanya Mahkamah Konstitusi (MK), maka pihak yang terbukti melakukan kecurangan bisa ditindak menurut aturan perundang-undangan yang berlaku. Ia lantas berseloroh jika Indonesia negara hukum, bukan negara hakim.

"Kalau zaman pak Harto yang curang Golkar TNI dan birokrasi, bersatu menentukan kemenangan.  Sekarang ada pemantau independen. Relawan banyak, boleh masuk ke setiap TPS. Asal jangan ganggu orang menghitung. Laporkan kalau ada kecurangan," tuturnya.

"Sekarang ada survei, suku zaman pak Harto nggak ada survei. Karena Golkar pasti menang. Bikin survei Mahfud paling tinggi 98 persen. Mau bayar tukang survei, boleh. Pesan ke pak itu, boleh," sambungnya.

Baca Juga: Pendengaran dan Penglihatan Masih Bermasalah, Jonathan Blak-blakan Soal Kondisi David : Ada Trauma Sistem Saraf, Bisa Permanen Kerusakannya

Baca Juga: Sosok SB dan DY Muncul di Polemik Transaksi Janggal Rp349 T, Anak Buah Sri Mulyani Langsung Buka-bukaan: Mereka Adalah…

Oleh karena itu, ia mengajak kepada masyarakat untuk melaksanakan Pemilu dengan sebaik-baiknya. Melaksanakan Pemilu dengan baik, yaitu dengan mendukung seorang calon dengan wajar.

"Mau milih pemimpin lebih baik, ajukan semua. Sekarang yang hebat, orang bisa jadi Capres siapapun. Sekarang banyak, siapa yang usulkan? Partai. Kalau dulu ditangkap sama pak Harto," ucapnya.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover