Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo menyambut baik sikap Presiden Joko Widodo yang melarang buka bersama bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Ia menegaskan bahwa langkah tersebut sebagai bentuk kehati-hatian Presiden atas wabah Covid-19 yang memang sampai sekarang belum sepenuhnya hilang.
"Ini sebagai upaya presiden selaku kepala negara untuk menyampaikan kepada ASN dan pejabat sebagai bentuk rasa kehati hatian terhadap situasi yang saat ini masih masih dalam massa transisi pandemi," katanya saat dihubungi Populi.id pada Jumat (24/03/2023).
Ia menegaskan tidak ada yang salah dari larangan tersebut. Menurutnya, kita sebaiknya menyambut baik dari apa yang disampaikan pak Jokowi.
Dan secara global memang belum berakhir. Jadi enggak papa saya kira sebagai bentuk rasa kehati hatian, bentuk kewaspadaan, bentuk tidak menunjukkan rasa berlebihan. Itu satu hal positif," terangnya.
"Bahkan presiden juga menyampaikan, disaat tidak diberlakukannya PPKM, itu yang ditingkatkan adalah rasa kesadaran dan tanggung jawab masing masing," terangnya
"Apalagi Untuk yang beraktivitas di ruang tertutup, ruang ruang potensi sirkulasi udara sangat terbatas," sambung Politisi PDI Perjuangan ini.
Rahmad kembali menekankan bahwa meskipun saat ini tidak diberlakukan pembatasan PPKM, tetapo masyarakat wajib meningkatkan kewaspadaan kesadaran untuk saling menjaga. Ia berharap masyarakat tidak berprasangka buruk, terlebih baru memasuki bulan Ramadhan.
"Menyambut Ramadhan kita sambut kegembiraan, taqwa, meningkatkan keamanan, meningkatkan kedekatan kita kepada sang khalik. Itu esensi dari Ramadhan, apa yang disampaikan presiden adalah hal yang positif sebagai bentuk waspada," tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang kegiatan buka puasa bersama selama Ramadhan ini. Transisi Covid-19 dari pandemi ke endemi menjadi alasan Presiden melarang kegiatan tersebut.
Informasi itu sebagaimana tertuang dalam surat bernomor R-38/Seskab/DKK/03/2023 yang diterbitkan Sekretaris Kabinet pada 21 Maret 2023.