Ramainya sebuah video yang membagikan amplop berlogo PDIP kepada jamaah salat tarawih di sebuah Masjid mendapat banyak sorotan dari kalangan publik. Tak terkecuali Partai Ummat.
Juru Bicara Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya menyoroti kasus Ketua DPP PDIP Said Abdullah yang membagikan amplop tersebut. Dari kejadian ini, ia mempertanyakan ketegasan Bawaslu menindak pelanggaran itu.
"Kita penasaran, apakah Bawaslu akan menegur pelaku? Jelas ada gambar partai, ada gambar politikusnya, bahkan uang pecahan Rp100 ribu ada beberapa lembar terlihat dalam video," kata Mustofa dalam keterangannya yang dikutip pada Selasa (28/3/2023).
Baca Juga: Heboh Video Bagi-bagi Amplop di Masjid Berlogo PDIP, Netizen Ngamuk: Bawaslu Monitor...
Ia menilai kalau kasus bagi-bagi amplop ini merupakan pelanggaran serius, karena tidak hanya melanggar ketentuan praktik politik uang, tapi juga menabrak larangan politik praktis di masjid.
"Jangan sampai Bawaslu tegas kepada Partai Islam, tapi melempem ke partai yang mengaku nasionalis. Di mana Bawaslu?" ujarnya.
Baca Juga: Viral Video Bagi-bagi Amplop Berlogo PDIP di Rumah Allah, 'Bawaslu Kapan Usut Nih?'
Diketahui, heboh video yang tampilkan seseorang membagikan amplop berwarna merah dengan logo PDIP dan gambar bakal caleg. Hal ini viral di media sosial.
Belakangan, Plt Ketua PDI Perjuangan Jawa Timur, Said Abdullah tak membantah dirinya membagikan amplop kepada masyarakat di sebuah masjid. Ia menyebutkan bahwa masjid yang digunakan untuk membagikan bantuan itu adalah masjid milik mendiang ayahnya.
"Masjid tersebut adalah masjid almarhum Bapak saya di Sumenep," katanya saat dikonfirmasi Populis.id pada Senin (27/03/2023).
Said menyebutkan bahwa dirinya membagikan bantuan kepada masyarakat di daerahnya selama masa reses DPR RI di bulan Maret ini. Ia bersama para pengurus cabang PDI Perjuangan se-Madura membagikan sembako sebanyak 175 ribu paket kepada kamu miskin se Madura, dan sebagian dalam bentuk uang tunai.
"Saya bersama para pengurus cabang PDI Perjuangan se Madura memang rutin membagikan sembako dan uang kepada warga fakir miskin. Uang itu saya niatkan sebagai zakat mal. Dan hal itu rutin saya lakukan setiap tahun sejak 2006 lalu. Bahkan jika ada rezeki berlebih, malah ingin rasanya kami berzakat lebih banyak menjangkau kaum fakir miskin,” terang Said.
Maka dari itu, ia membantah jika dituduh melakukan politik uang atau money politik olej sejumlah pihak. Sebab, uang yang dibagikan adalah uang reses selaku anggota DPR RI.
"Uang itu saya bagikan sepenuhnya ke rakyat dalam bentuk bantuan sembako, dan itu bagian dari akuntabilitas publik yang harus saya lakukan, sehingga saya kabarkan ke media juga. Diluar itu saya ini muslim, saya diwajibkan untuk zakat," tuturnya.