Jokowi Imbau Olahraga Tak Dicampur Politik, PKS: Presiden Sudah Campur Adukkan Saat Kasus Kanjuruhan!

Jokowi Imbau Olahraga Tak Dicampur Politik, PKS: Presiden Sudah Campur Adukkan Saat Kasus Kanjuruhan! Kredit Foto: Humas MPR

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid menanggapi statemen Presiden Jokowi yang tidak ingin olahraga dicampur adukkan dengan politik. Ia menilai bahwa Presiden sebenarnya sudah mencampurkan olahraga dengan politik ketika kasus Kanjuruhan. 

Ketika itu, Wakil Ketua MPR ini menyebutkan bahwa ketika kasus Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema, Presiden melobi FIFA untuk membantu penyelesaiannya.

"Ketika Jokowi agar tidak mencampur adukkan politik dengan olah raga, menurut saya sesungguhnya beliau sudah mempergunakan politik agar dibantu. Yaitu ketika beliau mengutus Erick Thohir untuk menyelesaikan kasus Kanjuruhan," ucapnya saat dikonfirmasi Populis.id pada Rabu (29/03/2023).

Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Sepakbola Tak Dicampurkan Politik, Politisi PDIP Keukeuh: Kalau Event Piala Dunia, Tak Bisa Dipisahkan dari Politik!

"Kemudian kalau sekarang menyatakan itu, harusnya itu juga dipahami dalam konteks yang sudah terjadi secara internasional, karena faktanya FIFA sudah mencampur adukkan politik dengan olah raga," sambungnya. 

Menurut Hidayat, FIFA sebenarnya sudah memasukkan politik dalam kebijakannya. Misalnya, FIFA sudah mengeliminasi kesebelasan timnas Rusia dari perhelatan Piala Dubai 2022 di Qatar. 

"Yang mencolok, kesebelasan perempuan Rusia sudah masuk di partai final UEFA 2022 tapi oleh UEFA dicoret dan diganti dengan portugal. Sangat mencolok dan jelas, FIFA dan UEFA telah memasukkan politik dalam olahraga," jelasnya. 

Baca Juga: Ramai Piala Dunia U-20 Berujung Polemik, PDIP ke FIFA: Jelaskan Kenapa Rusia Dicoret Tapi Israel Tidak

Padahal, kata dia, Rusia menginvansi Ukraina belum lama. Dan penguasaan Rusia belum sampai 10 persen Ukraina. Sedangkan Israel sudah aneksasi invansi Palestina sejak 1948. 

"Kalau Israel lebih parah dari Rusia, harusnya bisa diberikan sanksi. FiFA juga sudah memasukan politik dalam olahraga ketika dia mengikuti beberapa negara untuk ikut mengeliminir Rusia," pungkasnya.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover