Buka-bukaan Gubernur Bali Koster Soal Penolakan Timnas Israel, 3 Alasan Ini Diungkapnya!

Buka-bukaan Gubernur Bali Koster Soal Penolakan Timnas Israel, 3 Alasan Ini Diungkapnya! Kredit Foto: Istimewa

Setelah FIFA menyatakan untuk membatalkan Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Gubernur Bali Wayan Koster angkat bicara dan tegaskan hanya menyampaikan penolakan kehadiran Timnas Israel bertanding di daerah setempat, yang didasarkan atas prinsip terkait kemanusiaan. 

Ia mengaku tidak pernah menolak Piala Dunia tersebut. Koster pun menyampaikan tiga alasan yang menjadi dasar penolakan kehadiran Timnas Israel bertanding di Pulau Dewata.

Pertama, untuk menghormati konstitusi UUD Republik Indonesia 1945 khususnya dalam Pembukaan Alinea kesatu, bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

"Prinsip ini dipegang teguh oleh Bung Karno sebagai Bapak Bangsa," kata Koster dalam keterangan tertulisnya, di Denpasar, yang dikutip pada Jumat (31/3/2023).

Baca Juga: Pertemuan Alot Erick Thohir dan Presiden FIFA Dibeberin, Ternyata Amplop Cokelat yang Dikasih Isinya...

Kemudian yang kedua, Israel menjajah Palestina berpuluh-puluh tahun lamanya, yang tidak menghormati kedaulatan dan kemanusiaan Palestina, ini tidak sesuai dengan garis politik Bung Karno.

"Ketiga, bahwa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel," ujarnya.

Maka, ia menyatakan dengan penuh hormat melaksanakan prinsip dan ideologi yang digariskan oleh Bung Karno sebagai Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca Juga: PDIP Minta Masyarakat Tak Salahkan Ganjar dan Wayan Koster Setelah Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, Hadeh…

Baginya, ini merupakan prinsip yang harus dipegang teguh dengan kokoh, serta harus disuarakan dan disampaikan kepada masyarakat luas dan kehadiran Tim Israel pada Piala Dunia U-20 telah menimbulkan pro dan kontra di Indonesia terkait dengan konflik Israel-Palestina, terutama setelah terjadi perubahan pemerintahan di Israel oleh sayap kanan yang begitu keras terhadap Palestina.

"Hal ini sangat berpotensi menjadi ancaman dan gangguan keamanan di Bali, baik ancaman bersifat terbuka dan tertutup," katanya.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover