Sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam menanggapi kehadiran timnas Israel di Indonesia untuk berlaga di Piala Dunia U-20 dinilai bertolak belakang.
Pasalnya, Ganjar tegas menolak kehadiran timnas Israel sementara Jokowi menginginkan agar Piala Dunia U-20 tidak dikaitkan dengan politik.
Perbedaan ini pun menuai sorotan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyayangkan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Ia menyinggung PSSI dan pemerintah yang dinilai tidak mamu menyelesaikan situasi internal dalam negeri sendiri, terlebih situasi itu sifatnya politis.
"Harusnya tidak seperti ini. Saat ini kita malu di dunia internasional. Kita patut bertanya kepada pemerintah sekarang, kenapa ini bisa terjadi," ungkap AHY dikutip Populis.id, Sabtu (1/4).
AHY mengatakan, nama baik dan reputasi Indonesia di dunia internasional dipertaruhkan. Sebab, masalah yang muncul seharusnya bisa diprediksi dan ada ruang untuk berdiplomasi, mengantisipasi dan mengkomunikasikannya.
"Masa presiden tidak sama dengan gubernurnya. Pemerintah pusat tidak sama dengan pemerintah daerahnya. Menteri tidak sama dengan di jajarannya. Negara macam apa kalau begini," tuturnya.
Kata dia, akibat persepakbolaan Indonesia dipolitisasi berlebihan, nama Indonesia menjadi buruk di mata dunia seketika.
Putra sulung SBY itu menyebutkan banyak forum untuk menyuarakan kemerdekaan Palestina selain mengaitkan olahraga dengan politik, seperti PBB.
“Kemana saja selama ini? Padahal ada ruang untuk berdiplomasi. Lagi-lagi, di ujung-ujung jelang perhelatan tiba-tiba masing-masing punya suaranya, tidak bisa didisiplinkan. Padahal pemerintah dari atas ke bawah. Ini berdampak pada nama baik negara. Reputasi kita rusak,” ujarnya.
Lihat Sumber Artikel di Fajar Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Fajar.