Pengamat Politik, Rocky Gerung, ikut mengomentari aksi Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI saat melakukan rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, beberapa waktu lalu.
Perdebatan antara Mahfud MD dengan anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan, kader Partai Demokrat Benny K Harman, dan yang lainnya terkait transaksi janggal Rp349 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) itu memang sempat menjadi perbincangan hangat publik.
Melihat berbagai perdebatan tersebut, Rocky kemudian menyebut bahwa sejak awal DPR memang terlihat kompak mengeroyok Mahfud. Namun, ia menilai Ketua Komite Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) itu justru berada di atas para anggota dewan yang disebutnya sebagai pengeroyok.
“Ini memang udah terlihat dari awal bahwa mereka mau keroyok Pak Mahfud dan itu kan kompak nih DPR nih,” ucapnya dikutip Populis.id dari akun TikTok @badai817 pada Minggu (2/4/2023).
Rocky menambahkan, “Tapi Mahfud jelas di atas, dua hal dia lampaui para pengeroyok itu. Pertama, secara moral dia tinggi karena dia mempersoalkan sesuatu yang potensial.”
Ia sendiri merasa heran dengan anggota DPR yang disebutnya ingin menghalangi penegakan hukum, padahal Mahfud sudah mendapat banyak dukungan dari sebagian besar masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Partai PRIMA Lolos Verifikasi Administrasi, Selangkah Lagi Ikut Pemilu 2024!
“Semua netizen, masyarakat Indonesia bahkan itu 300 persen mendukung Mahfud pasti kan. Jadi konyol juga nih DPR. Mereka mewakili rakyat tapi kenapa mereka mau menghalangi penegakan hukum, kan di situ konyolnya,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Rocky merasa Mahfud menang karena ia lebih banyak memiliki data atas argumen yang disampaikannya. Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga tidak mungkin melarang mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu untuk membongkar masalah tersebut ke publik.
Rocky menjelaskan, “Yang kedua, tentu Mahfud lebih banyak datanya. Di dalam sidang itu saya dengar Mahfud bahkan mengatakan ya ini bisa juga data dari intelijen. Jadi kalau data intelijen memang dimaksudkan untuk membongkar sesuatu.”
“Nah Mahfud ambil risiko itu karena dia tahu bahwa ya Pak Jokowi juga enggak mungkin melarang dia untuk mengajukan masalah itu ke publik. Jadi kira-kira itu setting kemarin dan ya dipermalukan aja lah tiga orang yang jagoan, striker dari PDIP, striker dari PPP, striker dari Demokrat, itu dihajar langsung 5-0,” tandasnya.