Pengamat politik, Rocky Gerung, ikut berkomentar mengenai keputusan federasi sepak bola dunia, FIFA, untuk mencabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 dari Indonesia. Hal itu disampaikan melalui sebuah video di kanal YouTube-nya.
Setelah pembatalan tersebut, banyak spekulasi yang muncul mengenai alasan FIFA membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Dua alasan yang paling santer adalah penolakan dua kader PDI Perjuangan (PDIP) terhadap Timnas Israel dan tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga: Hari Ini, Mario Dandy dan Shane Lukas Akan Berikan Kesaksian Langsung dalam Persidangan AG, Simak!
Namun, Rocky Gerung memiliki pandangan yang berbeda dan tidak memilih di antara dua alasan itu. Pasalnya, ia menyebut pembatalan itu terjadi karena persaingan antara Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Yang paling penting adalah permainan bola antara Megawati dan Jokowi yang menghasilkan kekacauan semacam ini,” ujarnya dikutip Populis.id dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa (4/4/2023).
Ia menambahkan, “Jadi terlihat betul bahwa apa pun aspek yang memungkinkan PDIP menjewer kembali Jokowi akan dilakukan tanpa dia mesti pikir panjang akibatnya bagi persepakbolaan Indonesia.”
Menurutnya, penolakan terhadap Timnas Israel sebenarnya ‘petasan’ yang dinyalakan Megawati untuk Jokowi. Namun, hal itu justru merugikan persepakbolaan Indonesia.
Rocky menjelaskan, “Publik antara paham dan enggak paham bahwa petasan itu sebetulnya dinyalakan oleh PDIP untuk gertak Jokowi. Tapi bahwa Jokowi juga merasa ‘yaudah kita gertak balik aja’ dan disalahin PDIP itu.”
“Tapi secara nasional kita dirugikan karena reputasi kita di dalam persepakbolaan dunia juga jatuh. Akibatnya FIFA secara sangat diplomatis mengucapkan lagi soal Kanjuruhan,” sambungnya.
Ia juga menyebut permintaan maaf kader PDIP mengenai penolakan Israel sia-sia karena pernyataan mereka sudah menimbulkan kekacauan. Oleh karena itu, ia memperingatkan agar berhati-hari dalam bermain ‘petasan’.
“Lalu tiba-tiba semua orang seolah minta maaf. Ganjar minta maaf atau menyesal (Pildun di Indonesia) enggak jadi, Hasto, segala macem itu, tapi ini udah terjadi semacam kekacauan,” tuturnya.
Rocky melanjutkan, “Itu yang menunjukkan bahwa kalau bermain-main petasan itu mesti hitung itu main petasannya di mana. Jadi kelihatannya, persaingan antara Megawati dan Jokowi itu yang menyebabkan FIFA bingung.”
Dengan begitu, Rocky menekankan kalau batalnya Piala Dunia U-20 bukan karena politik internasional, melainkan politik dalam negeri antara Megawati dengan Jokowi.
Rocky mengatakan, “Ada dua king maker yang bersaing terus. Kelihatannya itu terjadi dan itu efeknya panjang. Jadi kita sebutin aja bahwa sebetulnya basis dari persaingan itu politik dalam negeri, bukan politik internasional.”
“Jadi kalau disebut politik Israel dan Palestina, itu kita udah tahu sama-sama, tetapi masalah FIFA dan batalnya U-20 ini, disebabkan persaingan dua politisi, yaitu Megawati dan Jokowi. Gampangnya begitu kalau kita mau simpulkan akhirnya,” tandasnya.