Sebanyak 350 guru besar dan doktor di sejumlah universitas yang tersebar di Indonesia turun tangan dan siap berjuang bersama Menkopolhukam Mahfud MD mengungkap dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang di Kementerian Keuangan. Mereka siap membekingi Mahfud MD mengungkap transaksi ganjil Rp349 T di lembaga yang dipimpin Sri Mulyani itu.
Ratusan guru besar itu telah membuat petisi dukungan buat Mahfud MD untuk membongkar habis skandal pencucian itu. Dukungan itu datang setelah para guru besar melihat langsung pernyataan Mahfud MD dalam rapat dengar pendapat barang Komisi III DPR RI yang digelar pekan lalu. Mereka prihatin sebab anggota dewan seperti tidak mendukung langkah Mahfud membongkar kasus ini.
Baca Juga: Begini Reaksi Mario Dandy Pas Pertama Kali Dengar Rafael Trisambodo Jadi Tahan KPK, Nggak Nyangka
"Apa yang disampaikan Pak Mahfud MD bersifat keluaran ya, tapi pasti punya pesan tersembunyi. Kan masih belum jelas dugaan TPPU dan bukan laporan korupsi. Nah pesan ini yang harus kami baca sebagai informasi penting bagi publik," kata Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Iswandi Syahputra dilansir Populis.id Selasa (4/4/2023).
Sebab, lanjut dia, jika Mahfud MD sudah berani tampil menangkis semua pertanyaan dari anggota DPR, mereka menduga ada pesan yang sangat penting yang setara dengan keberanian tersebut.
Sehingga petisi dukungan ratusan guru besar ini dianggap sebagai momentum tepat untuk mendorong agar semua pihak terlibat dan membuka apa yang sedang disembunyikan dari Mahfud MD, dan juga apa yang sedang ditutup-tutupi oleh DPR dengan dana Rp 349 triliun ini.
"Dana Rp 349 triliun itu cukup besar ya, bisa untuk membangun IKN. Kalau dikonversi ke uang kuliah tunggal (UKT) itu sudah jutaan mahasiswa yang bisa selesai studinya."tuturnya.
Baca Juga: Licik Banget! Rafael Trisambodo Ternyata Borong Tas KW di Pasar Tanah Abang Buat Kelabui KPK, Astaga
"Kami menangkap pesan sebenarnya Pak Mahfud sedang berjuang sendirian, dan tak akan kami biarkan dia berjuang sendirian. Keberanian Pak Mahfud itu harus didukung oleh publik, dan kami ingin mengisi ruang kosong moralitas," kata dia.