Jika KIB-KKIR Terwujud Tanpa PDIP, Prabowo-Airlangga Bakal Jadi Pasangan yang Paling Rasional dan Mudah Diterima

Jika KIB-KKIR Terwujud Tanpa PDIP, Prabowo-Airlangga Bakal Jadi Pasangan yang Paling Rasional dan Mudah Diterima Kredit Foto: Twitter/Zulhas

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto paling berpeluang besar menjadi capres jika Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dinyatakan bergabung.

"Pertimbangannya, dari lima ketum yang akan bergabung, hanya Prabowo Subianto yang elektabilitasnya paling tinggi. Saat ini elektabilitas Prabowo kerap menduduki peringkat satu," kata Jamaluddin kepada Populis.id, Kamis (6/5/2023).

Baca Juga: Mahfud MD Blak-blakan Sebut Partai Politik Bikin Rusak Indonesia: Negara Kacau Karena Parpol Ngaco!

Jika Prabowo yang menjadi capres, penggabungan KIB dan KKIR akan lebih mudah terwujud. Sebab, pencapresan Prabowo itu sudah sesuai dengan keinginan dari Partai Gerindra.

"Karena itu, logis bila Koalisi Besar mengusung Prabowo menjadi capres. Hal itu juga sejalan dengan keinginan Partai Gerindra, yang menjadikan Prabowo harga mati menjadi capres," ujarnya.

Sementara untuk cawapres, Jamiluddin menilai ada empat kandidat yang layak untuk mendampingi Prabowo. Keempat sosok tersebut adalah Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Ridwan Kamil, dan Erick Thohir.

"Kalau dilihat dari elektabilitasnya, tentunya Ridwan Kamil dan Erick Thohir yang paling berpeluang mendampingi Prabowo. Namun peluang dua sosok ini sangat ditentukan kerelaan para ketum yang bergabung dalam Koalisi Besar," ucapnya.

Namun, kemungkinan besar Golkar dan PKB akan menolak jika Ridwan Kamil atau Erick Thohir yang mendampingi Prabowo. Sebab, Ketum Golkar dan PKB juga menginginkan posisi tersebut.

"Karena itu, ada kemungkinan Airlangga yang akan mendampingi Prabowo. Sebab, suara Golkar pada Pileg 2019 lebih tinggi daripada PKB. Karena itu, logis bila Airlangga yang mendampingi Prabowo pada Pilpres 2024," kata dia.

Baca Juga: Diakui Sendiri Sama Loyalis, Gelagat Anies Baswedan Mau Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Formula E Mulai Terendus, Nah Loh!

Baca Juga: Buset, Mario Dandy Ngotot Sebut Penganiayaan Sadis ke David Ozora Karena Aksi Pelecehan Terhadap Agnes Gracia: Faktanya Memang Begitu!

Jamiluddin menjelaskan, perkiraan itu hanya berlaku bila PDIP tidak bergabung dengan Koalisi Besar. Bila PDIP bergabung, maka dinilai akan semakin rumit menebak siapa capres dan cawapres yang diusung.

"Sebab, PDIP sudah mempersyaratkan capres dari partainya bila bergabung dengan Koalisi Besar. Persyaratan itu tentunya berpeluang besar akan ditolak Gerindra dan Golkar," pungkasnya.

Terkait

Terpopuler

Terkini