Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika angkat bicara menanggapi pernyataan Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief yang meminta Anas Urbaningrum untuk segera meminta maaf kepada Susilo Bamabang Yudhoyono (SBY) setelah Anas dinyatakan bebas bersyarat dari lapas Sukamiskin pada 11 April 2023 lalu.
Menurut Pasek permintaan Arief kepada Anas terkait permintaan maaf ke SBY adalah hal yang tak masuk akal. Seharusnya kata SBY yang meminta maaf kepada Anas.
"Justru yang benturkan itu Andi Arief yang suruh AU (Anas Urbaningrum) minta maaf ke SBY maka saya jawab dengan dokumen data dan fakta maka jauh lebih pas SBY minta maaf ke AU," kata Pasek kepada wartawan, Jumat (14/4/2023).
Pasek menegaskan, sahabatnya Anas Urbaningrum memang masih punya urusan dengan SBY, namun dia enggan menjabarkan secara terperinci mengenai urusan yang ia maksud. Intinya kata dia Anas hanya berurusan dengan SBY, bukan dengan Partai Demokrat atau ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Kalau dengan SBY saya kira banyak jejaknya. Sehingga jangan sampai mau hilangkan jejak atas apa yang dilakukan sebelumnya," jelas dia.
Pasek kemudian mengungkit pidato SBY dari Jeddah saat jadi presiden hingga surat perintah penyidikan (Sprindik) KPK bocor ke istana saat kasus korupsi Hambalang mulai mengemuka.
Tak hanya itu, dirinya juga mengungkit penonaktifan Anas dari jabatan sebagai ketua umum.
"Pidato Jeddah yang legendaris berlanjut Sprindik KPK bocor ke Istana lanjut nonaktifkan AU di Majelis Tinggi dan lainnya itu semua pemain utamanya ya SBY. Bukan yang lain," jelas dia.
"Makanya minta maaf jauh lebih baik karena terlalu mahal AU membayarnya di dalam penjara sampai 9 tahun 3 bulan," ucapnya.