Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan angkat bicara menanggapi pernyataan KPK Firli Bahuri yang baru-baru ini mengatakan pihak-pihak yang sering menyerang lembaga yang ia pemimpin adalah sekutu para koruptor, biaya hidup mereka memang ditanggung para gerombolan maling uang negara itu.
Menurut Novel justru yang menjadi sahabat koruptor adalah orang-orang yang sengaja merusak lembaga antirasuah itu dari dalam. Dengan kata lain Novel mengatakan oknum pegawai KPK sendirilah yang menjadi sahabat para bandit tersebut.
“Orang yang menyerang KPK dari dalam, bahkan berhasil membuat kerusakan yg besar pasti hidupnya dibiayai oleh Koruptor yg sangat besar,” kata Novel Baswedan dalam sebuah cuitan di akun twitternya dilansir Jumat (14/4/2024).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengaku menyindir keras kelompok yang selama getol menyerang lembaga yang ia pimpin tersebut. Dia mengatakan mereka yang menyerang lembaga antirasuah itu, jelas orang-orang yang memang dipelihara para koruptor.
Harus diakui, Firli Bahuri dan KPK belakangan habis-habisan diserang berbagai kelompok masyarakat, itu terjadi setelah dia memecat Brigjen Endar Priantoro dari jabatannya sebagai Direktur Penyelidikan KPK. Endar disebut-sebut tak sepakat dengan pengusutan kasus Formula E yang menyeret eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Terbaru, Firli juga diserang habis-habisan lantaran diduga membocorkan dokumen penting KPK
“Tekad memberantas korupsi pasti banyak serangan oleh para koruptor, orang yang mendapat uang dari koruptor, orang yang hidupnya dibiayai oleh koruptor pasti mereka akan menyerang kami KPK,” kata Firli dilansir Populis.id dari kepada Kantor Berita Poltik RMOL, Rabu (12/4/2023).
Firli hanya berhadap seluruh rakyat Indonesia tetap mendukung upaya mewujudkan Indonesia bebas dari korupsi terus berjalan dengan mendoakan seluruh insan KPK diberikan kesehatan dan keselamatan.
“Kami seluruh insan KPK tidak akan berhenti memberantas korupsi,” tegas Firli.
Meski diserang berbagai isu, KPK tetap tidak terganggu dengan menangkap para koruptor. Setelah Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil, KPK pada Selasa kemarin (11/4) menangkap pejabat DJKA Jawa Tengah. Penangkapan dilakukan di dua tempat yakni Semarang dan Jakarta.