Bebasnya Anas Urbaningrum dari Lapas Sukamiskin membuka kembali perdebatan terkait kasus korupsi Hambalang yang menyeret sejumlah mantan petinggi Partai Demokrat.
Anas menuding bahwa ada pihak-pihak yang sengaja menjebloskan dirinya ke penjara melalui kasus Hambalang. Ia meyakini skenario 'busuk' itu dilakukan oleh lawan politiknya dengan menggunakan tangan KPK.
KPK era Abraham Samad pun menjadi tertuduh. Saat itu memang Abraham Samad Cs yang menangani kasus proyek Hambalang.
Eks Ketua KPK itu dituding menerima orderan untuk mengusut kasus Hambalang. KPK era Abraham Samad itu juga dituduh tebang pilih dalam menetapkan tersangka kasus Hambalang.
Abraham Samad pun membantah tudingan itu semua. Dia menegaskan, KPK eranya sama sekali tidak menerima orderan kasus apa pun, termasuk Hambalang.
Baca Juga: KPK Cekal 5 Orang ke Luar Negeri Terkait Kasus Rafael Alun Trisambodo
"Oh sama sekali tidak (by order), saya yakin itu. Sama sekali tidak (untuk mengincar satu atau dua orang tertentu)!" tegas Abraham dikutip dari YouTube HAS Creative, Jumat (14/4/2023).
Abraham menegaskan, saat dirinya memimpin KPK semua partai politik habis dilibasnya. Ia tidak pandang bulu dalam menangani kasus korupsi.
"Semua partai pada zaman saya itu kan kita tidak beda-bedakan," ucapnya.
Bahkan, menurut Abraham, KPK eranya juga membongkar kasus Hambalang yang menyeret sejumlah petinggi Partai Demokrat yang notabenenya saat itu sedang berkuasa.
Baca Juga: Ali Ngabalin Sarankan Abraham Samad Cs Bikin Parpol daripada Sibuk Ngurusin KPK!
"Justru pada saat itu kan partai yang lagi memimpin Demokrat," tandasnya.
Untuk diketahui, petinggi Partai Demokrat yang terseret kasus Hambalang ialah Anas Urbaningrum selaku Ketum Partai Demokrat waktu itu, M Nazaruddin selaku Bendahara Demokrat, Andi Alfian Mallarangeng selaku Menpora, danĀ Angelina Sondakh selaku anggota DPR Fraksi Demokrat.
Abraham Samad menegaskan bahwa semua tersangka dalam kasus Hambalang memang terbukti terlibat, bukan orderan dari Partai Demokrat.