Politisi Partai Gerindra, Ferdinand Hutahaean menyindir keras Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dinilai telah mempolitisir gugurnya anggota TNI yang ditembak kelompok separatis di Papua.
Ferdinand mengatakan Putra Sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanfaatkan peristiwa di Nduga, Papua itu untuk menyerang pemerintah secara membabi buta
“Terlalu mempolitisasi peristiwa untuk menyerang pemerintah secara politik. Padahal sbg mantan prajurit,” kata Ferdinand dalam sebuah cuitan di akun twitternya dilansir Populis.id Selasa (18/4/2023).
Ferdinand menegaskan, sebagai mantan prajurit TNI, AHY seharus paham bahwa risiko besar yang ditanggung seorang prajurit adalah gugur di medan perang. Pemerintah jelas menghargai jasa-jasa mereka dalam mempertahankan kedaulatan negara ini.
Ferdinand kembali meminta AHY untuk tidak membuat kegaduhan politik dengan komentar yang memojokan pemerintah atas gugurnya prajurit TNI yang ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
“AHY harusnya paham bahwa resiko terbesar prajurit adalah gugur dalam tugas. Pemerintah pasti menghargai jasanya. Kita berduka, tapi jgn buat kegaduhan politik yg tak perlu,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, AHY Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berduka atas gugurnya anggota TNI bernama Pratu Miftahul Arifin yang ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Pratu Miftahul tewas saat operasi penyelamatan pilot Susi Air, Captain Philips M.
AHY meminta negara merespons cepat serangan KKB terhadap Tim Gabungan Satgas Yonif R 321/GT & Kopassus. Dia menilai, negara harus bertanggung jawab atas insiden tersebut. Sebab, ini bukan kali pertama gugurnya prajurit TNI.
"Seolah kita abai terhadap kondisi di Papua. Mana janji yang diberikan pemerintah untuk menghadirkan kedamaian?" kata AHY.